Mengenal Virtual Reality (VR) pada Industri Pembangkit Listrik

Virtual Reality (VR) – Di era digital sekarang ini banyak melahirkan hal baru yang menarik perhatian, salah satunya teknologi Virtual Reality (VR). Meski sudah cukup lama hadir namun baru menarik perhatian kala CEO Facebook, Mark Zuckerberg, mengumumkan perubahan nama Facebook menjadi Meta dan berfokus untuk menciptakan dunia virtual bernama Metaverse.

Metaverse berencana menggabungkan teknologi Virtual Reality dan Augmented Reality untuk menciptakan pengalaman baru yang lebih luas dan tanpa batasan. Adanya Metaverse ini memungkinkan kita untuk melakukan hal-hal “biasa” namun di dunia digital yang sudah ditata sedemikian rupa.

Jadi kita bisa pergi ke konser, travelling keliling dunia, melihat karya seni di museum terkenal dan bahkan mengobrol dengan kenalan baru di kafe namun semuanya itu terjadi secara digital. Sehingga tubuh kita tetap di rumah tapi merasakan pengalaman tersebut di dunia metaverse. Sangat futuristik bukan?

teknologi VR Ternyata tidak hanya untuk kegiatan bersifat hiburan, lebih jauh teknologi ini juga bisa diaplikasikan di bidang yang bersifat teknis seperti kesehatan, militer dan juga industri kelistrikan. Seperti apakah bentuk pemanfaatan di bidang tersebut?

saksikan jawabannya dalam video kali ini! Tapi sebelumnya jangan lupa subscribe dan aktifkan tombol notifikasinya, agar channel ini dapat terus berkembang serta menyajikan konten – konten menarik lainnya – yuk kita simak

Baca Juga

Apa itu virtual reality (VR)?

VR dapat diartikan sebagai teknologi yang mengeksplorasi indra pendengaran, penglihatan dan sentuhan untuk membawa pengguna seakan masuk ke dunia virtual.

Cara kerja VR adalah dengan memisahkan pengguna dari ruang apa pun yang saat itu ditempati secara fisik. Untuk menunjang itu maka diperlukan perangkat tambahan khusus seperti headset dan sarung tangan yang dikoneksikan dengan laptop, PC atau perangkat sejenis yang memiliki spesifikasi tertentu.

Namun teknologi ini sudah diprogram sebelumnya sehingga cenderung tidak reaktif. Meski begitu, anda bisa lebih fokus beraktivitas digital dengan VR sehingga lebih memuaskan sebagai pengguna teknologi.

Penggunaan VR di industri mana saja?

Dilansir dari situs Viar360, ternyata industri yang paling tertarik menggunakan VR adalah militer lho. Bagi angkatan bersenjata dan lembaga penegak hukum, penggunaan VR akan menghemat sumberdaya karena mereka bisa melatih pasukan dalam menangani ancaman di berbagai lingkungan berbeda tanpa mereka harus meninggalkan tempat pelatihan.

Setelah itu ada industri pendidikan yang akan diuntungkan dengan adanya VR. Dengan VR, anda sudah tidak perlu bepergian ke negara yang jauh untuk mengikuti seminar internasional maupun ikut perkuliahan.

Industri medis juga ikut terbantu dengan adanya VR karena profesional medis dapat melakukan prosedur dan mempelajari cara merawat pasien tanpa risiko apa pun, sehingga dapat menekan potensi kelalaian atau malpraktik.

Begitupun untuk manufaktur, dimana kesalahan kecil bisa berakibat fatal. Pemanfaatan VR akan memudahkan mereka menguasai sistem dan membuat rutinitas yang efisien untuk mengoperasikan peralatan sehingga menekan angka kecelakaan kerja. Jadi tidak mengherankan jika industri engineering juga bisa memanfaatkan VR.

Pelatihan menggunakan VR di pembangkit listrik

Meski gaungnya tidak sekencang untuk industry hiburan, pemanfaatan VR ternyata sudah lebih dulu dilakukan oleh perusahaan besar di bidang elektrik, pembangkit listrik hingga manufaktur.

Salah satu perusahaan yang sudah menggunakan VR adalah General Electric (GE) pada 2017. Kevin Dubray, perancang GE di Perancis, membantu GE Power mengembangkan representasi 3D dari turbin uap yang memutar generator di dalam pembangkit listrik tenaga nuklir.

Pengalaman VR hasil desain Dubray memungkinkan mereka untuk “mengunjungi” pembangkit listrik tenaga nuklir, melihat peralatannya dan mempelajari cara pengoperasiannya. VR tersebut juga mengatasi batasan akses kunjungan ke PLTN yang biasanya sulit dilakukan.

Untuk membangun pabrik VR-nya, Dubray menggunakan model 3D generator GE dan turbin uap lalu menggabungkannya dengan model komponen utama lainnya seperti katup penutup dan kontrol, pompa, dan pemanas ulang pemisah uap air. Dia kemudian menempatkan seluruh simulasi di dalam replika virtual bangunan pabrik.

Pengalaman pelatihan virtual di pembangkit nuklir tersebut dilakukan di platform bernama Unity yang populer di kalangan pemain game. GE mengatakan pelatihan VR dari kantor pusat pelatihan di Paris ini sudah diterapkan sebagai sistem baru dan sudah melatih lebih dari 400 orang. Efisien dan tetap detil.

Selain GE juga ada Fortum, salah satu perusahaan Pembangkit Listrik terbesar di Nordics, telah menerapkan pelatihan VR untuk ruang kendali Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di lokasi produksi Lovisa. VR training melatih karyawan tentang cara menangani berbagai situasi yang berpotensi mematikan yang dapat terjadi dalam ruang kontrol.

Manfaat terbesar dari pelatihan VR untuk ruang kendali ini adalah mengefektifkan pengeluaran biaya perusahaan. Sedangkan dari sisi safety, metode ini memungkinkan mereka untuk membiasakan diri dengan tanggung jawab pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk insiden yang kemungkinan akan terjadi di dunia nyata. Semua bisa dilakukan tanpa risiko apa pun karena bersifat virtual, bahkan jika terjadi insiden dalam sesi pelatihan VR.

Selain meminimalisir resiko kecelakaan kerja, VR juga dapat membantu perancangan pembangkit listrik. Seperti percobaan yang dilakukan mahasiswa teknik listrik di Universitas di Pakistan yang diterbikan dalam jurnal  “Visualization of Heliostat Field of Solar Thermal Tower Power Plant Using Virtual Reality (VR) Technologies” pada Januari 2022.Dari sana disimpulkan bahwa teknologi VR dapat membantu visualisasi geometri tiga dimensi perencanaan bentuk PLTS dalam berbagai strategi dan minim terjadi masalah desain.

Lalu bagaimana adopsi penggunaan VR di Indonesia?

Perusahaan di Indonesia juga mulai memanfaatkan VR untuk pelatihan karyawan seperti di negara lain. Telkom CorpU dan Angkasa Pura II menggunakan virtual reality untuk melatih pekerja yang berada di lapangan. Program pelatihannya untuk membangun kemampuan para personel bandara dalam menjaga keamanan dan keselamatan di bandara. Metode pelatihan ini disebut lebih efektif dibandingkan metode konvensional seperti diskusi, demonstrasi, dan audio visual.

Selain itu ada startup di Indonesia bernama Arutala yang bekerjasama dengan perusahaan alat berat dari Myanmar dalam membentuk sebuah simulasi latihan menggunakan VR. Mereka melakukan pelatihan mekanis, seperti membantu mekanik mereka memahami bagian internal dan menunjukkan cara melakukan pemecahan masalah yang tepat.

Meski secara industri besar belum diketahui besaran pasti adopsinya namun penggunaan VR di tingkat penelitian universitas sudah banyak dilakukan sejak beberapa tahun lalu, terutama di jurusan Teknik. Hal ini menjadi kemajuan yang baik karena mahasiswa akan memiliki kesempatan merasakan tanggung jawab tanpa stress yang tinggi karena mereka masih cukup sadar untuk mengetahui bahwa ini pengalaman virtual.

Potensi Penggunaan VR di Masa Depan

VR tetaplah sebuah produk yang memiliki keunggulan dan kekurangan untuk pengembangannya di masa mendatang. Dari adopsi yang sudah dilakukan tercatat ada beberapa kekurangan VR yang masih menjadi tantangan:

  1. Harganya mahal sehingga penggunaannya terbatas bagi yang memiliki budget besar saja.
  2. Permintaan pasar yang sangat sedikit menghambat pengembangan VR oleh produsennya.
  3. Teknologinya masih asing untuk orang awam. Jika tidak berkecimpung di bidang teknologi atau yang membutuhkannya, kebanyakan orang tidak tahu apa itu VR dan manfaatnya sehingga adopsi penggunaan VR rendah.
  4. Kurangnya pilihan untuk konsumen akibat adopsi yang rendah. Sebagai perangkat dengan harga mahal tentunya membuat konsumen merasa berat untuk membeli, apalagi dengan minimnya pilihan.
  5. Masalah Kesehatan. VR tidak terbukti memiliki efek kesehatan jangka panjang yang serius tetapi ada dampak sementara seperti penglihatan kabur, mual, sakit kepala dan mual setelah pemakaian.

Kesimpulan

Melihat keuntungan dari penggunaan VR di berbagai industri, terlihat VR sangat potensial di masa depan. Para pakar meramalkan dalam kurun 5-10 tahun mendatang VR akan lebih canggih dan terjangkau untuk kalangan yang lebih luas. Mungkin di saat itulah Indonesia bisa mengadopsinya secara lebih luas.

1 thought on “Mengenal Virtual Reality (VR) pada Industri Pembangkit Listrik”

  1. Terima kasih atas informasinya perihal mengenal virtual reality pada industri. Perlahan teknologi, Augmented Reality, Metaverse, Virtual Reality Indonesia juga mulai mengikuti perkembangan teknologi yang semakin pesat. Bahkan banyak perusahaan yang mulai meluncurkan metaverse, program berbasis VR maupun AR.

    Reply

Leave a Comment

Close
Maximize
Page:
...
/
0
Please Wait
...
Second
Code: