Skenario Transisi Energi Menuju Target Karbon Netral

Skenario Transisi Energi Menuju Target Karbon Netral – Seperti yang pernah kita ulas sebelumnya, bahwa dalam memenuhi komitmen target karbon netral, PLN berencana mempensiunkan PLTU batubara secara bertahap yang dimulai pada tahun 2025 dan menggantinya dengan energi listrik berbasis energi baru dan terbarukan.

Pelaksanaan transisi energi menuju karbon netral pada tahun 2050 memang masih lama, tetapi beberapa hal masih menjadi pertanyaan, seperti:

  • Apa itu Emisi GHG dan Net Zero Emission?
  • Bagaimana gambaran road map, antisipasi dan skenario terbaik Menuju target karbon netral?
  • Bagaimana Perencanaan Transisi Energi Menuju Peak dan Net Zero Emission?
  • Apa Skenario Transformasi Ketenagalistrikan dalam Proses Transisi Energi?

yuk kita simak ulasan singkatnya berikut ini

Baca Juga

Emisi GHG dan Net Zero Emission

Gas Rumah Kaca (GRK atau GHG) adalah gas-gas di atmosfer yang dapat menangkap atau menyerap panas matahari dan memancarkan radiasi energi sehingga menyebabkan suhu bumi menjadi hangat. Gas-gas yang termasuk dalam gas rumah kaca antara lain adalah karbon dioksida (CO2), Methana (CH4), Nitrogen dioksida (N20) dan Freon (SF6, HFC dan PFC).

Gas rumah kaca yang timbul secara alami biasanya berasal dari letusan vulkanik, pernapasan dan hasil dari sekresi hewan, pembakaran berbagai material organik hingga berbagai kegiatan manusia sehari – hari. Pada tahun 1950 emisi gas CO2 meningkat secara drastis yang disebabkan kemajuan industri yang berbanding lurus dengan konsumsi energi.

Segala sesuatu yang berlebihan tentunya akan menimbulkan efek yang berbahaya, begitu pula halnya dengan gas rumah kaca. Gas rumah kaca dalam batas yang wajar akan memberikan efek menghangatkan bagi bumi. Panas dari matahari bisa bertahan oleh gas tersebut dan membuat kondisi nyaman untuk manusia. Akan tetapi, gas rumah kaca dalam jumlah yang berlebih akan memiliki dampak negatif seperti peningkatan suhu secara global, meningkatnya permukaan air laut, serta ketidakstabilan iklim. Permasalahan tersebut tentunya berbahaya bagi kelangsungan makhluk hidup di bumi ini.

daftar negara penyumbang CO2 terbesar

Net Zero Emission atau disebut juga emisi nol bersih adalah kondisi tercapainya keseimbangan jumlah emisi karbon yang dihasilkan dengan jumlah yang mampu diserap oleh lingkungan dan atmosfir.

tren kenaikan emisi karbon

Emisi karbon yang dihasilkan dari proses pembakaran energi fosil adalah penyebab terjadinya perubahan iklim yang mengakibatkan kenaikan suhu bumi dan perubahan iklim yang mengancam keanekaragaman hayati.

Perjanjian Paris menyepakati pembatasan kenaikan suhu global tidak lebih dari 2 derajat Celcius relatif terhadap pre-industrial level. Pencapaian target tersebut berarti peningkatan upaya yang luar biasa terhadap tingkat penurunan emisi global yang salah satunya melalui proses transisi energi dan hal ini merupakan tantangan yang tidak ringan bagi banyak negara, terutama bagi negara low-middle income & rapidly growing economies seperti Indonesia.

Road Map, Antisipasi dan Skenario Transisi Energi

Tren kenaikan emisi gas rumah kaca di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup signifikan dalam 5 tahun terakhir, hal itu dikarenakan adanya pertumbuhan ekonomi yang secara signifikan berdampak dari adanya peningkatan penggunaan energi primer fosil yang menimbulkan emisi carbon.

 

Dengan demikian strategi terbaik untuk menekan laju kenaikan emisi gas rumah kaca di Indonesia yaitu dengan proses transisi energi melalui penurunkan intensitas penggunaan energi primer serta menurunkan intensitas emisi carbon.

rumus kenaikan CO2

Di Indonesia potensi penghasil carbon tertinggi terdiri dari dua sektor yaitu emisi yang dihasilkan dari sektor tenaga listrik dan sektor transportasi, dengan menekan peningkatan penggunaan emisi dari kedua sektor tersebut tentunya emisi karbon di Indonesia dapat di tekan.

Potensi penurunan karbon di Indonesia

Kemudian bagaimana langkah dalam menekan peningkatan emisi karbon yang dihasilkan dari kedua sektor tersebut?

  • Mempercepat menyelesaikan program 35.000 MW sehingga diharapkan tidak ada lagi penambahan pembangkit fosil, khususnya batubara.
  • Perlunya fokus dalam proses transisi energi, dengan memenuhi target energi baru dan terbarukan serta memaksimalkan peningkatan penggunaan energi terbarukan khususnya pembangkit listrik tenaga surya
  • Program dalam peningkatan penggunaan kendaraan listrik & transportasi berbasis publik
  • Adanya Pemanfaatan teknologi yang lebih advance dan efisien pada pembangkit listrik berbasis energi fosil seperti teknologi carbon capture & teknologi integrated gas combine cycle.

Bagaimana Perencanaan Transisi Energi Menuju Peak dan Net Zero Emission?

Emisi puncak / Peak Emission bisa dicapai ketika suatu negara sudah melewati pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pertumbuhannya mulai merendah, hal itu dikarenakan konsumsi energi relative sudah tidak tumbuh. Makin besar kebutuhan energi kedepan maka akan cepat Indonesia mencapai emisi puncak.

proses transisi menuju karbon netral

Saat ini energi mix di Indonesia masih didominasi energi fosil, yang berarti emisi energi masih sangat besar, ketika nantinya skenario ketenagalistrikan dijalankan maka secara bertahap penggunaan energi terbarukan akan meningkat, termasuk juga penggunaan energi fosil. Titik di mana ketika peak emision sudah tercapai maka energi fosil tidak akan bertumbuh lagi.

skenario transisi bauran energi

Peak emission di Indonesia di prediksi akan tercapai pada tahun 2040 hingga 2045. Setelah peak emission tercapai, baru nantinya energi fosil yang sudah tumbuh tersebut dapat digantikan dengan energi baru dan terbarukan. hingga target net zero emission tercapai, energi baru dan terbarukan yang digunakan sebesar 95% dan 5% dari energi fosil.

Perencanaan peak emission terletak pada prediksi tiap tahun akan kebutuhan energi di sektor pembangkitan, tranportasi, industri, rumah tangga, dan komersial, jika kita mengetahui berapa besar energi fosil yang digunakan maka dapat dihitung emisi yang dihasilkan. jika nantinya sudah tidak ada peningkatan permintaan kebutuhan akan energi, bisa dibilang sudah mencapai peak emission.

Apa Skenario Transformasi Ketenagalistrikan dalam Proses Transisi Energi?

Transisi energi bersih tentunya akan membawa perubahan struktural besar pada sistem kelistrikan di seluruh dunia. Penggunaan pembangkit listrik energi terbarukan telah melonjak selama beberapa dekade terakhir.

prediksi penurunan biaya produksi energi terbarukan

Tren ini akan berlanjut dan bahkan akan semakin cepat karena PLTS dan PLTB telah menjadi salah satu sumber daya listrik termurah akibat kemajuan teknologi dan pengurangan biaya serta berkontribusi untuk mencapai tujuan program perubahan iklim. Beberapa hal lainnya yang memungkinkan terjadi dan perlu menjadi perhatian seperti

  • Perlunya memperhatikan secara khusus penggunaan dari charging mobil listrik dan kompor listrik secara bersamaan pada saat jumlah penggunaan sudah mulai meningkat
  • Perlunya perencanaan yang terkordinasi dan terpadu antara sektor listrik dengan sektor lainnya seperti transportasi, industri, kormersil dimana mencakup seluruh keragaman sumberdaya pasikan dan permintaan
  • Perlunya perencanaan yang terkordinasi lintas batas wilayah negara di berbagai yurisdiksi dan area penyeimbang

Kesimpulan

  • Transisi energi adalah proses yang kompleks, maka diperlukan perencanaan yang memerlukan kajian multi sektoral dengan melibatkan ahli dan akademisi dari berbagai disiplin ilmu
  • Negara berkembang akan memerlukan waktu yang jauh lebih lama untuk mencapai Net Zero Emission, bergantung bergantung kepada seberapa cepat atau lambat peak emission tercapai.
  • Bagi negara berkembang yang energinya masih tumbuh relative besar, proses transisi energi fosil ke energi baru dan terbarukan dalam penyediaan listrik baru dapat dilakukan setelah peak emission tercapai
  • Skenario transisi energi menuju Net Zero Emission yang akan bertumpu pada pembangkit listrik Energi baru dan terbarukan akan membawa perubahan besar dalam ketenagalistrikan dan listrik akan menjadi pusat dari pada transisi tersebut
  • Tantangan besar dari pada transisi energi adalah bagaimana memenuhi penyediaan listrik dari sumber energi baru dan terbarukan yang jauh lebih besar, dan bagaimana mewujudkan dukungan teknologi untuk membuat listrik dipasok oleh 100 energi baru dan terbarukan.

Leave a Comment

Close
Maximize
Page:
...
/
0
Please Wait
...
Second
Code: