SSR (Solid State Relay) – Fungsi, Cara Kerja, dan Jenisnya

Solid State Relay (SSR) adalah komponen yang sangat penting dalam berbagai aplikasi elektronik dan industri. Komponen ini merupakan perangkat semikonduktor yang digunakan untuk mengontrol arus listrik tanpa menggunakan bagian mekanis yang bergerak.

Mekanisme kerjanya didasarkan pada prinsip pengendalian arus oleh komponen semikonduktor seperti transistor, opto-triac, atau thyristor. Keuntungan utamanya meliputi umur pakai yang lebih panjang, waktu respon yang lebih cepat, dan sensitivitas terhadap gangguan elektromagnetik yang lebih rendah.

Hal tersebut membuat komponen ini menjadi pilihan ideal di mana diperlukan pengendalian arus yang akurat, respons yang cepat, dan reliabilitas yang tinggi. Seperti dalam sistem pengendalian industri, otomatisasi, pemanasan, pendinginan, dan aplikasi rumah tangga yang canggih.

Fungsi SSR

Fungsi SSR

Solid State Relay memiliki berbagai fungsi penting dalam berbagai aplikasi elektronik dan industri. Beberapa fungsi utamanya meliputi:

1. Pengganti Relay Mekanis

Salah satu fungsi utama komponen ini adalah menggantikan relay elektromagnetik konvensional yang menggunakan kontak mekanis. Komponen ini tidak memiliki bagian mekanis yang bergerak, sehingga mengurangi risiko keausan, tertahan, atau kerusakan akibat getaran dan guncangan.

2. Pengendalian Arus

Komponen ini dapat menangani arus rendah hingga tinggi, tergantung pada jenis dan spesifikasi SSR. Ini membuatnya ideal untuk pengendalian pemanasan, pencahayaan, motor listrik, dan peralatan lain yang memerlukan pengendalian arus yang akurat.

3. Relai Isolasi Optik

Banyak SSR menggunakan teknologi isolasi optik, yang memisahkan input kontrol dari output daya. (misalnya sinyal listrik dari mikrokontroler) Ini melindungi perangkat kontrol dari gangguan listrik atau lonjakan tegangan yang dapat merusaknya.

4. Kontrol Beban Tunggal atau Tiga Phase

Komponen ini juga dapat digunakan untuk mengendalikan beban tunggal atau tiga phase. Tergantung pada jenis dan spesifikasinya. Ini sangat berguna dalam aplikasi industri yang memerlukan pengendalian motor tiga phase atau beban lainnya.

Baca Juga: Heat Exchanger: Pengertian, Fungsi, Jenis, Komponen, dll

Cara Kerja SSR

Cara Kerja SSR

Solid State Relay bekerja berdasarkan prinsip pengendalian arus listrik menggunakan komponen semikonduktor seperti transistor, opto-triac, atau thyristor. Seperti penjelasan berikut:

1. Input Kontrol

Komponen menerima sinyal kontrol dari perangkat pengendali seperti mikrokontroler, PLC (Programmable Logic Controller), atau saklar. Sinyal ini dapat berupa tegangan DC rendah, biasanya dalam kisaran 3-32 VDC, tergantung pada spesifikasi komponen.

2. Opto-Isolasi (Opsional)

Beberapa komponen dilengkapi dengan opto-isolasi. Ini berarti input kontrol terisolasi galvanis dari output daya menggunakan komponen opto-isolasi, seperti opto-kopler. Ini melindungi perangkat kontrol dari gangguan listrik dan lonjakan tegangan.

3. Aktivasi Komponen Semikonduktor

Berdasarkan sinyal kontrol, komponen semikonduktor dalam komponen akan diaktifkan. Misalnya, jika SSR menggunakan opto-triac, opto-triac ini akan teraktivasi oleh sinyal kontrol dan memungkinkan arus mengalir melalui jalur semikonduktor.

4. Pemutusan atau Penyambungan Arus

Setelah komponen semikonduktor diaktifkan, SSR akan memutuskan atau menyambungkan jalur arus listrik sesuai dengan kebutuhan. Pemutusan atau penyambungan ini terjadi tanpa adanya kontak mekanis yang bergerak, seperti pada relay elektromagnetik konvensional.

5. Penghentian Arus Kontrol

Setelah sinyal kontrol dihentikan, komponen semikonduktor dalam komponen akan dinonaktifkan. Ini akan memutuskan jalur arus dan menghentikan aliran listrik.

Jenis Solid State Relay

Pemisahan jenis ini didasarkan pada metode isolasi. Di mana terjadi pemisahan listrik antara bagian input dengan output dari perangkat. Berikut adalah tiga jenis utama komponen ini:

1. Photo Coupled SSR

Photo Coupled SSR

Jenis ini membantu para praktisi teknis merancang relay tanpa mengorbankan kinerja isolasi karena bisa mencapai tegangan isolasi yang tinggi. Isolasi optiknya memanfaatkan LED yang memancarkan cahaya infra merah untuk mengaktifkan fototransistor.

Sehingga bisa memicu output relay. LED dan fototransistor digunakan agar bisa memisahkan bagian input dengan bagian outputnya.

2. Transformer Isolated SSR

Transformer Isolated SSR

Kali ini isolasinya menggunakan transformator yang berfrekuensi tinggi agar secara elektrik bisa memisahkan bagian input dan output. Selain transformator, biasa dilengkapi lagi dengan amplifier isolasi untuk memberikan perlindungan yang lebih baik.

Penerapan ini biasanya digunakan pada situasi yang membutuhkan tingkat perlindungan yang cukup tinggi. Karena ada arus dan tegangan tinggi yang digunakan dalam sistem kerja seperti pada bidang industri.

3. Reed Isolated SSR

Reed Isolated SSR

Elemen isolasi yang digunakan pada jenis ini adalah saklar buluh (reed) yang kedap udara. Saklar ini adalah semacam sensor yang diaktifkan oleh medan magnet dari kumparan eksternal. Saklar ini yang menutup thyristor agar bisa melakukan pengalihan.

4. Hybrid SSR

Hybrid SSR

Sesuai namanya, komponen ini menggunakan beberapa (lebih dari satu) kombinasi teknologi isolasi. Untuk mengalihkan arus digunakan saklar elektromagnetik yang berada di bagian input dan output. Lalu dihubungkan dengan bagian elektromagnetik secara paralel.

Tujuan kombinasi ini adalah menyediakan pengalihan cepat dari state solid sementara relay bisa menangani arus tinggi. Sehingga kinerjanya bisa lebih optimal.

Keuntungan Penggunaan SSR

Keuntungan Penggunaan SSR

Karena kemampuannya maka memang banyak keuntungan yang dapat diperoleh atas penggunaan komponen ini. Sehingga menjadi pilihan yang populer dalam berbagai industri seperti otomatisasi, pengendalian industri, kendali suhu, elektronika konsumen, dan banyak lagi. Seperti penjelasan berikut:

1. Tahan Terhadap Gangguan Elektromagnetik

Karena tidak memiliki kontak mekanis yang rentan terhadap getaran atau lonjakan tegangan, maka lebih tahan terhadap gangguan elektromagnetik. Ini membuatnya cocok untuk lingkungan industri yang penuh dengan gangguan elektromagnetik.

2. Respons Cepat

Waktu respon komponen ini sangat cepat, biasanya dalam hitungan milidetik. Sehingga bisa melakukan pengendalian yang lebih tepat waktu dalam sistem-sistem yang membutuhkan pemutusan atau penyambungan arus secara instan, seperti dalam aplikasi otomatisasi industri.

3. Umur Pakai yang Panjang

Karena minimnya bagian yang bergerak, komponen ini memiliki umur pakai yang lebih panjang dibandingkan relay elektromagnetik. Hal ini mengurangi biaya pemeliharaan dan penggantian komponen.

Kekurangan Penggunaan SSR

Kekurangan Penggunaan SSR

Meski ada begitu banyak manfaat positif saat menggunakan komponen ini, namun ternyata ada juga kekurangannya. Seperti penjelasan berikut:

  • Biaya yang lebih mahal daripada relay elektromagnetik tradisional
  • Panas yang dihasilkan semikonduktor harus ditangani dengan baik
  • Rentan rusak akibat lonjakan atau kebocoran arus listrik
  • Kurang kuat menghadapi suhu ekstrem atau kelembaban tinggi.

Baca Juga: Relay atau Switch : Pengertian, Komponen, Gambar dan Jenis-jenisnya

Kesimpulan

Penggunaan atau aplikasi SSR memang memiliki banyak keuntungan. Khususnya untuk membantu pengamanan terhadap gangguan elektromagnetik. Sangat bermanfaat diterapkan pada bidang industri secara umum sehingga tidak mengalami kerusakan dan bisa membantu efisiensi energi.

Leave a Comment

Close
Maximize
Page:
...
/
0
Please Wait
...
Second
Code: