Keren, Kini Ada Desa Wisata Berbasis Energi Terbarukan!

Desa wisata berbasis energi terbarukan – Sekarang sudah mulai marak desa yang menggunakan energi terbarukan. Kenaikan ini disebabkan efisiensi yang ditawarkan energi terbarukan, jika Anda bertanya pada warga desa setempat. Mulai dari harga yang murah, pengoperasian yang mudah, hingga sifatnya yang ramah lingkungan.

Di Pantai Pandansimo di Kabupaten Bantul, DIY, ada desa wisata berbasis energi terbarukan. Bahkan Anda bisa mengenalinya dari kejauhan, cukup dengan melihat kehadiran puluhan kincir angin dan panel surya. Di dekat pantai pun ada peternakan sapi yang dimanfaatkan untuk pengelolaan energi biogas. 

Pemanfaatan ketiga teknologi energi tersebut bukanlah sesuatu yang bersifat mengada-ada. Semua berangkat dari masyarakat lokal yang ingin bangkit dari kemiskinan. Mereka mengetahui bahwa tempat tinggal mereka memiliki potensi angin yang besar. Berbagai penelitian pun menguatkan bukti kekuatan desa, mulai dari Universitas Gadjah Mada (UGM) hingga Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). 

Pada tahap penelitian oleh LAPAN inilah puncak dari pengembangan PLTB. Bahkan para peneliti sampai menyimpulkan bahwa potensi terbesar angin Pantai Pandansimo ada pada pagi hingga sore hari. Melihat kecepatan dan pola angin yang bagus, akhirnya peneliti LAPAN mendesain sistem kincir angin berukuran kecil yang memiliki 3 sudut. Bermodalkan semangat yang tak patah arang, mulai dibuatlah 3 unit pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) di Dusun Ngentak pada tahun 2018.

Energi hibrida 

Pengembangan energi terbarukan terus berlanjut hingga akhirnya sekarang berhasil dibangun 15 panel sel surya, peternakan sapi, dan 39 kincir angin. Adapun teknologi dibangun di wilayah milik Sultan Hamengku Buwono X. Diketahui bahwa 15 panel sel surya mampu membangkitkan 20 kW, peternakan sapi menyumbang 2,5 kW, dan 39 kincir angin menghasilkan 170 kW

Energi yang dibangkitkan dari kincir angin dan panel sel surya kemudian dipadukan, dan berhasil memproduksi listrik yang tepat guna. Energi listrik itu dimanfaatkan untuk penerangan 200 warung di sekitar pantai dan menghidupkan mesin pembuat es balok dan es batu. 

Baca juga:

Tentu pembangunan desa wisata berbasis energi terbarukan sangat membantu kehidupan masyarakat, terutama nelayan yang memerlukan es balok untuk mempertahankan kesegaran ikan. Di samping itu, es batu juga berguna untuk dijadikan makanan dan minuman di Pantai Pandansimo. Tak lupa energi juga bermanfaat untuk menghidupkan pompa air yang memberikan air untuk tambak-tambak ikan.

Biogas

Selain energi hibrida, desa wisata berbasis energi terbarukan ini juga berhasil memproduksi energi biogas. Energi biogas diperoleh dari proses fermentasi kotoran sapi di reaktor anaerob. Dari proses itu, diperoleh pupuk kompos yang bermanfaat untuk kehidupan bertani masyarakat setempat. 

Baca juga: Ko Bisa Sih, Limbah Organik Menghasilkan Energi Listrik (PLTBm, PLTBg, & PLTSa) – Bioenergi

Pengembangan desa wisata berbasis energi terbarukan

Pembangunan desa wisata berbasis energi terbarukan mengikutsertakan banyak pihak, mulai dari Kemenristek dan Lapan, UGM, hingga dan kementerian terkait. LAPAN berperan dalam pembangunan unit pembangkit energi hibrida, sementara Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membantu pembangunan daerah peternakan.

Pada tahap awal, yaitu tahun 2009-2014, desa wisata berbasis energi terbarukan ini dikelola oleh Yayasan Kinaryo Bayu Pradito (Kibar). Namun, pengelolaannya hanya sementara, karena setelah itu diteruskan oleh koperasi lokal. Saat ini Dusun Ngentak telah mandiri mengelola daerah dan terus memperbaiki dan mengembangkan teknologi energi hibrida tersebut.

Leave a Comment

Close
Maximize
Page:
...
/
0
Please Wait
...
Second
Code: