Mungkin, banyak orang yang telah mengetahui apa yang disebut dengan MCCB. Pada dasarnya, MCCB adalah alat yang dipakai sebagai pengaman dalam instalasi listrik.
Akan tetapi, pada artikel kali ini tidak akan hanya dibahas tentang MCCB secara umum saja. Karena, pada kesempatan ini juga akan dibahas lebih lengkap mengenai pengertian, fungsi, serta perbedaan MCB dengan MCCB.
Pengertian MCCB
MCCB merupakan singkatan moulded case circuit breaker. Ini adalah sebuah komponen elektrikal yang memiliki fungsi pengaman dalam instalasi listrik. Kalau di rumah kita cukup familiar dengan MCB sebagai pengaman, namun tidak halnya dengan jenis anti kontak MCCB tersebut.
Alasannya, MCCB memang lebih populer dipakai untuk pengaman jaringan listrik pada skala lebih besar. Misalnya, penggunaannya untuk pabrik, mall, perkantoran, dan banyak industri yang lain.
Fungsi MCCB
Secara fungsi MCCB, ini merupakan alat pengaman dalam instalasi listrik. Ketika dipasang, berbagai masalah keamanan yang mungkin terjadi bisa dideteksi. Penggunaan MCCB, biasanya juga sekaligus sebagai penekan risiko yang lain.
Misalnya, jika seseorang menyentuh jaringan listrik yang mengalami konsleting. Jika ada MCCB, resiko tersengat aliran listrik bisa dihindarkan. Hal tersebut disebabkan saat terjadi masalah jaringan, secara otomatis MCCB akan memutuskan aliran listriknya.
Hal inilah yang menjadi alasan, kenapa MCCB dapat meminimalisasi resiko terjadinya sengatan listrik.
Bagaimana MCCB Bekerja?
Pada umumnya, MCCB memang dipakai untuk pengaman listrik pada skala besar. Contohnya untuk kebutuhan industri seperti perkantoran, pabrik, pusat perbelanjaan, dan lain-lain. Agar lebih mengenal lebih lanjut bagaimana cara kerja MCCB, bisa menyimak ulasan di bawah ini!
- Sebagai perangkat untuk pengaman listrik, MCCB akan memutuskan arus jika terjadi masalah di rangkaian.
- MCCB juga menjadi alat elektronika yang dilengkapi fitur sensor serta temperatur.
- Hal tersebut yang akan membuat alat bisa bekerja otomatis berdasarkan atas kondisi temperatur serta arus pada waktu tersebut.
- Jika dibandingkan MCB, maka MCCB punya fungsi dan spesifikasi yang tentunya lebih besar.
- Alat ini digunakan untuk jaringan listrik secara besar, sementara MCB digunakan untuk jaringan listrik rumahan.
Prinsip kerja MCCB
Dalam melakukan pemutusan aliran listrik saat terjadi konsleting, ada beberapa cara yang dapat dilakukan dan berikut ini adalah prinsip kerja MCCB yaitu:
1. Mekanisme Temperatur (Thermal)
Mekanisme thermal adalah prinsip yang ada pada MCCB dan berdasarkan atas perubahan temperatur. Di dalam alat ini, umumnya ada bidang kontak bimetal yang berfungsi melakukan ekspansi serta kontraksi jika terjadi perubahan suhu.
Ketika dalam kondisi normal, arus listrik akan memungkinkan melewati MCCB lewat kontak bimetal. Akan tetapi, saat arusnya melebihi kapasitas yang ditentukan, maka kontak bimetal ini suhunya menjadi panas. Selanjutnya, tuas operating akan tertekan dan akan membuat arus listrik terputus.
2. Mekanisme Magnetik
Mekanisme magnetik terjadi yaitu jika ada arus yang cukup tinggi (over current), maka arus listrik akan melakukan induksi terhadap medan magnet. Akibatnya, tuas akan tertarik dan arus listrik di jaringan juga terhenti.
3. Mekanisme Manual
Mekanisme terakhir adalah prinsip kerja MCCB secara manual. Pengguna bisa melakukan pemutusan arus listrik manual. Contohnya, ketika ada perbaikan atau maintenance, maka bisa memutuskan arus listrik dengan saklar yang ada di MCCB.
Perbedaan MCB dan MCCB
Pada dasarnya, MCB dan MCCB mempunyai fungsi yang serupa yaitu untuk mengamankan sebuah instalasi listrik. Namun, keduanya juga ada perbedaan yaitu dari sisi penggunaannya untuk instalasi dengan skala yang berbeda. Adapun secara spesifik perbedaan tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Rating Arus
Perbedaan pertama dari MCB dan MCCB, yaitu dilihat dari segi rating arus. Pada MCCB, kemampuannya untuk menghantarkan arus listrik lebih besar yaitu sampai 1000 A. Sementara itu untuk MCB, rating arusnya cukup kecil, hanya sekitar 63 A hingga 100 A saja.
2. Ukuran
Perbedaan selanjutnya yaitu dari segi ukuran. MCCB ukurannya lebih besar dibandingkan dengan MCB. Hal ini berhubungan juga dengan skala penggunaannya yang tentu berbeda.
3. Trip Travel
Pengertian Trip Travel, adalah batas arus maksimal yang ada pada circuit breaker. Pada MCCB, pengguna bisa menemukan selektor trip yang memiliki fungsi mengatur pemakaian triple sesuai keperluan. Di satu sisi hal ini tidak ditemukan pada MCB.
4. Interrupting Capacity
Interrupting capacity adalah jumlah arus yang ada di circuit breaker sebelum benda itu rusak. Untuk MCCB, interrupting capacity ini dapat mencapai hingga 100 KA. Sementara itu, pada MCB hanya kurang lebih 10 KA saja.
5. Under Trip Voltage
MCCB bisa dipakai ketika under trip voltage. Ini merupakan keadaan saat tegangan lebih rendah daripada batas yang sudah ditentukan. Apabila MCCB bisa digunakan ketika terjadi under trip voltage, maka tidak halnya dengan MCB.
6. Shunt Trip
Shunt Trip merupakan kondisi saat arus diputuskan dari sumber eksternal akan tetapi bukan disebabkan kelebihan batas arus. Pada MCCB, walaupun saat kondisi shunt trip, alat ini tetap bisa dipakai. Sementara itu, hal ini tidak bisa diterapkan pada MCB.
7. Pemanfaatan
MCCB, digunakan pada pemanfaatan instalasi listrik secara besar. Contohnya untuk industri dan komersil. Sementara itu, MCB lebih dimanfaatkan untuk skala kecil, misalnya untuk perumahan saja.
Contoh Pemakaian MCCB
MCCB dipakai untuk proteksi dalam instalasi jaringan listrik, terutama dengan arus yang tinggi. Penggunaannya biasa dipakai pada operasi alat berat. Ada beberapa contoh dari penggunaannya, yaitu:
- Welding application.
- Main page elektrik feeder.
- Capacitor bank.
- Motor listrik dan lain-lain.
Ada sejumlah contoh merk MCCB terbaik dan banyak ditemukan di pasaran. Mereknya antara lain OMRON (Jepang), ABB (Swiss), Schneider Electric (Prancis), Chint (China), Mitshubishi Electric (Jepang) dan Terasaki (Eropa).
Kesimpulan
Dengan mengetahui perbedaan MCCB dan MCB, tentunya semakin menambah wawasan tentang hal ini. Keduanya memang memiliki persamaan mendasar yaitu untuk mengamankan arus listrik ketika terjadi konsleting. Jadi, pengguna bisa terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Baca Juga: 6 Fungsi Pressure Safety Valve (PSV) dan Cara Kerjanya