Megah Sekaligus Hijau, Ini Cara Piala Dunia Qatar 2022 Capai Zero Karbon

Penggemar sepak bola di seluruh dunia telah menyaksikan Piala Dunia 2022 yang digelar di Qatar setelah dibuka  20 November 2022. Di balik euforia dan kemegahan ke-8 stadion yang menjadi lokasi pertandingan sepakbola kelas dunia itu juga terselip ambisi Qatar mencetak sejarah sebagai penyelenggara World Cup paling hijau.

Ya, Qatar mengklaim seluruh penyelenggaraan event sepakbola 4 tahunan ini akan netral karbon. Benarkah?

Pasalnya klaim tersebut juga menuai pesimisme dari publik karena ajang sebesar ini biasanya menghasilkan banyak sekali emisi karbon.  Apa saja sih yang sudah dilakukan Qatar sehingga sepercaya diri itu? Yuk Sahabat kita simak penjelasannya!

Teknologi apa saja yang digunakan Qatar dalam Piala Dunia 2022?

FIFA memberikan hak tuan rumah Piala Dunia 2022 kepada Qatar pada 2010 lalu dan sejak itu persiapan terus dilakukan. Tidak heran jika akhirnya Qatar disebut-sebut menjadi tuan rumah Piala Dunia dengan biaya termahal sepanjang sejarah sejak pertama kali digelar pada 1930. Dari semula hanya memiliki satu stadion kini mampu menyediakan total 8 stadion untuk 64 laga Piala Dunia 2022 yang akan berlangsung selama 4 pekan.

Tidak hanya mempersiapkan kelengkapan turnamen agar berjalan mulus, rupanya Qatar juga memperhatikan aspek lingkungan dalam mendukung aksi perubahan iklim terutama dari aspek stadion dan suplai energi listrik yang menjadi fasilitas utama selama Piala Dunia 2022.

Kedelapan stadion yang disebut-sebut menelan anggaran pembangunan triliunan rupiah tersebut diklaim memenuhi aspek ramah lingkungan. Apakah itu mungkin terjadi jika faktanya seluruh stadion itu menggunakan AC untuk mendinginkan suhu udara yang panas di Qatar?

Bisa dibayangkan, satu stadion saja berukuran sangat besar yang pastinya membutuhkan energi sangat banyak untuk menyalakan AC-nya. Keberadaan AC sangat penting karena suhu di Qatar rata-rata mencapai sekitar 30°Celsius saat turnamen digelar sehingga butuh didinginkan agar para pemain dan penonton lebih nyaman.

Seperti apa AC hemat energi  di stadion Piala Dunia 2022?

Sistem pendingin hemat energi ini dikembangkan oleh Supreme Committee for Delivery & Legacy bekerja sama dengan Universitas Qatar. Saud Abdulaziz Abdul Ghani, Profesor Teknik di Universitas Qatar, mengaku tekniknya menggunakan prinsip sistem pendinginan yang sama dengan AC mobil namun dalam skala besar saja. Teknologi tersebut dipasang di tujuh dari delapan stadion, kecuali Stadium 974 yang bisa dibongkar dan memiliki ventilasi alami.

Ternyata sistem pendingin udara di stadion ini dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga surya yang terletak 30 mil di luar kota Doha. Dari sana dihasilkanlah listrik 10 kali lebih banyak daripada yang dibutuhkan untuk memberi daya pada unit pendingin udara. Jadi energi listrik yang digunakan untuk AC stadion langsung didistribusikan dari sana.

Menggunakan energi dari PLTS, udara luar didinginkan lalu didistribusikan di tribun dan nosel sisi lapangan melalui grill. Sistem ini menggunakan insulasi dan spot cooling sehingga lebih hemat. Spot cooling adalah mendinginkan area yang dibutuhkan saja, dalam hal ini adalah lapangan dan tribun penonton. Stadion juga didinginkan 2 jam sebelum pertandingan agar mengurangi konsumsi energi meski sistem buka tutup atap stadion menjadi tantangan. Teknologi pendinginan ini diklaim lebih sustainable 40%.

Setiap stadion didinginkan hingga suhu sekitar 20 derajat Celcius yang nyaman. Bahkan profesor dijuluki Dr.Cool itu menjamin udara yang dihembuskan AC paling bersih dan murni sehingga tidak mengganggu kesehatan bagi yang memiliki alergi dan sehat untuk rumput stadion juga.

Selain energi yang digunakan dari PLTS, penyelenggara acara juga melakukan daur ulang pada 80% sampah konstruksi seluruh stadion. Bahkan mereka membuat Stadion 974 dari kontainer peti kemas pelabuhan yang sepenuhnya knocked down sehingga bisa dibongkar pasang setelah Piala Dunia selesai. Selain itu tanpa AC karena punya ventilasi alami mengandalkan udara dari laut.

Lokasi ke-8 stadion tersebut juga relatif berdekatan dan yang terjauh berjarak kurang dari 75 km. Ini mengurangi buangan karbon yang diakibatkan dari perjalanan panjang transportasi. Bahkan 5 stadion dihubungkan dengan bus listrik yang hemat energi.

Seperti apa PLTS yang dibangun Qatar demi penyelenggaraan Piala Dunia?

Energi bersih yang digunakan selama Piala Dunia 2022 berasal dari PLTS Al Kharsaah yang terletak 80 kilometer sebelah barat ibu kota Doha. Dibangun di atas lahan seluas 1.400 lapangan sepak bola, PLTS ini memiliki kapasitas tenaga surya mencapai 800MW.

PLTS yang mampu memasok 10 persen dari konsumsi daya puncak Qatar ini mengintegrasikan dua juta modul bifacial efisiensi tinggi yang dipasang pada pelacak sumbu tunggal. Setiap panelnya dilengkapi dengan sel fotovoltaik di bagian depan dan belakang sehingga bisa menangkap sinar matahari langsung di satu sisi dan sisi lainnya menangkap pantulan sinar di tanah. Sehingga PLTS ini bisa mengoptimalkan produksi listrik yang diharapkan akan mengurangi 26 juta ton emisi karbondioksida selama masa pakainya ini.

Mulai beroperasi Oktober 2022, PLTS Al Kharsaah diperkirakan akan menghasilkan hampir 2.000.000 MWh atau setara dengan konsumsi energi 55.000 rumah tangga di Qatar. Sedangkan tugasnya selama Piala Dunia berlangsung adalah melakukan penghematan karbon sebesar 1,8 juta ton. Pasalnya, negara teluk itu diprediksi akan menghasilkan sekitar 3,6 juta ton emisi karbon selama perhelatan.

Aktivis tuding Qatar lakukan “greenwashing”

Hampir semua event olahraga besar berdampak pada lingkungan, misalnya pada Piala Dunia 2018 di Rusia yang menyumbang lebih dari 2 juta ton dan Olimpiade 2016 di Rio mengeluarkan 4,5 juta ton emisi karbon. Untunglah hal tersebut disadari oleh Piala Dunia kali ini.

Meski begitu aktivis lingkungan masih menilai Qatar belum memahami sepenuhnya cara mengoptimalkan penggunaan green energy. Apalagi sudah menjadi masalah klasik bahwa fasilitas yang dibangun susah payah itu nantinya akan terbengkalai setelah event selesai,

tentunya ini tidak sustainable. Meski Qatar menjamin stadion megah tersebut tetap akan berguna dan dialihfungsi.

Carbon Market Watch pun mempertanyakan label netral karbon yang digembar-gemborkan Qatar. Menurut laporan mereka, baru sekitar 200 ribu karbon yang dikurangi dari total rencana penghematan 1,8 juta ton karbon yang direncanakan. Selain pembangunan stadion, sektor transportasi penonton akan menghasil 51% emisi.

Jadi klaim Qatar sudah melakukan efisiensi lebih eco friendly namun kenyataan yang ditemukan aktivis lingkungan di lapangan tidak demikian.

Mendapat tudingan melakukan “greenwashing” tersebut, pihak Qatar menyatakan siap menghitung emisi karbon yang dihasilkan dari penerbangan harian yang mengangkut para fans sepakbola selama turnamen berlangsung. Sebagai negara kecil, Qatar memang tidak memiliki kamar hotel yang cukup untuk menampung lebih dari 1,2 juta fans yang akan datang dari berbagai negara sehingga menambah jumlah penerbangan.

Greenpeace juga menyoroti suplai air tawar dan pengelolaan sampah selama acara. Mendapatkan air tawar tidak mudah di Qatar yang geografisnya negara gurun. Padahal satu stadion memerlukan 10 ribu liter air tawar per hari, belum lagi yang dikonsumsi penonton. Pasalnya, sebagian besar air tawar Qatar berasal dari pabrik desalinasi yang diproduksi menggunakan bahan bakar fosil. Pembangkit ini juga melepaskan air garam asin dan panas yang beracun ke laut.

Kesimpulan

Semakin besar acara yang digelar maka akan lebih banyak misi karbon, terutama untuk gelaran event yang mengumpulkan orang dari seluruh penjuru dunia. Apalagi Presiden FIFA, Gianni Infantino, mengungkap bahwa penjualan tiket kali ini memecahkan rekor yang terbanyak selama sejarah Piala Dunia. FIFA juga santai-santai saja menghadapi seruan aktivis dan publik internasional agar Piala Dunia Qatar berhenti mengklaim sebagai event bebas karbon.

Bagaimanapun Qatar sudah berusaha melakukan langkah yang mendukung kelestarian lingkungan. Mungkin memang masih jauh dari sempurna tapi perlu diapresiasi. Bagaimana menurut Sahabat?

 

2 thoughts on “Megah Sekaligus Hijau, Ini Cara Piala Dunia Qatar 2022 Capai Zero Karbon”

  1. I want to work separately apart from spr**tg*gs. What can i do? I felt you only the genuine employer. Please reply me…

    Reply

Leave a Comment

Close
Maximize
Page:
...
/
0
Please Wait
...
Second
Code: