Listrik dari Atmosfer – Listrik merupakan komoditas utama kehidupan manusia. Sebab dengan listrik lah manusia zaman sekarang dapat beraktivitas. Mulai dari menyalakan mesin cuci, penerangan lampu, dan aktivitas lainnya. Semuanya, benar-benar membutuhkan listrik sebagai supply penyalaan.
Baca juga:
- Ini Dia Gen-Air, Penghasil Listrik dari Udara Minim
- Sel Surya Hujan: Produksi Listrik dari Air Hujan?
- Fakta Menarik Perovskite, Mineral Penghasil Listrik
Berangkat dari inilah peradaban manusia termotivasi untuk mencari cara untuk menghasilkan listrik. Motifnya adalah menghasilkan listrik sebanyak-banyaknya dengan bahan bakar sedikitnya. Salah satu cara yang berhasil ditemukan adalah memproduksi listrik dari atmosfer.
Sejarah Singkat Listrik dari Atmosfer
Studi tentang kelistrikan atmosfer pertama kali dilakukan oleh ilmuwan Amerika B. Franklin dan ilmuwan Rusia M. V. Lomonosov pada abad ke-18. Keduanya secara berturut-turut melakukan eksperimen yang menetapkan sifat listrik dari penulisan hipotesis terkait elektrifikasi awan petir [1].
Berlanjut pada abad ke-20, penelitian lain menemukan adanya lapisan konduktif atmosfer di atas bumi (ionosfer dan magnetosfer bumi). Di penelitian ini, ditemukan sifat kelistrikan aurora borealis dan sejumlah fenomena lain. Hal ini menyebabkan perubahan dalam perkembangan dari studi kelistrikan atmosfer. Perkembangan eksplorasi ini memungkinkan untuk dimulainya studi fenomena kelistrikan di lapisan atmosfer.
Listrik dari Atmosfer Melalui Penggunaan Grafena
Nah, lebih detailnya, tim peneliti di Manchester menemukan bahwa grafena dapat memproduksi listrik. Grafena sendiri adalah material tipis nan kuat yang dapat ditembus oleh proton. Material yang notabenenya hanya memiliki ketebalan bak satu atom ini ternyata 200 kali lipat lebih kuat daripada baja [2].
Sekilas memang terlihat bahwa ketebalan ini membuat grafena tidak dapat ditembus oleh hidrogen. Tapi, balik lagi ke awal, grafena dapat dilintasi dengan proton, bahkan dengan mudah. Hal ini bisa dilakukan ketika grafena sedang dalam kondisi temperatur tinggi dan diselimuti partikel nano (berfungsi sebagai katalisator). Dan berkat ini pula grafena bisa mengekstrak hidrogen dari atmosfer.
Memanfaatkan Prinsip Arus Listrik
Di samping penggunaan grafena, ada penelitian lain yang menemukan cara berbeda dalam menghasilkan listrik dari atmosfer. Adalah perusahaan SEFE, yang berhasil membuat teknologi eksklusif yang dapat memanen listrik statis dari atmosfer bumi. Teknologi ini dirancang untuk dapat menarik arus listrik DC [3].
Nah, dari arus listrik DC ini kemudian teknologi mengubahnya menjadi arus AC, agar dapat membangkitkan energi listrik. Selain itu, teknologi dapat mengubah arus AC tadi kembali menjadi arus DC — agar kemudian bisa disimpan di baterai untuk penggunaan jangka panjang.
Adapun desain teknologi yang digunakan adalah pengangkut udara, yakni balon udara. Nah, balon udara ini difungsikan untuk mengirim kabel konduktif ke atmosfer, di mana kabel disambungkan ke kontak di unit bumi.
Ada pula kotak hitam pada kabel konduktif hitam, yang dapat mengubah energi ke bentuk listrik yang dapat digunakan. Nantinya, listrik disalurkan melalui kabel konduktif ke pembangkit listrik. Setelah itu, listrik dapat digunakan untuk penyalaan perangkat elektronik di gedung bisnis komersial maupun perumahan.
Referensi:
[1] NN, Atmospheric Electricity, The Free Dictionary, dilihat 09 Februari 2021, <https://encyclopedia2.thefreedictionary.com/Atmospheric+Electricity>.
[2] Anonim, Menghasilkan Listrik dari Atmosfer dengan Grafena, Mading Elektronik Polimer, dilihat 09 Februari 2021, <http://madingelektronikpolimer.blogspot.com/2016/09/menghasilkan-listrik-dari-atmosfer.html>.
[3] Anonim, 2012, Atmospheric Electricity Generation: Is this “true energy” the sleeping giant of renewables, Land Art Generator, dilihat 09 Februari 2021, <https://landartgenerator.org/blagi/archives/2148>.