Listrik dari tahu – Sudah banyak bertebaran ide unik dalam menghasilkan listrik. Entah mengubah petir menjadi listrik, atau suara menjelma listrik, atau gagasan-gagasan liar lainnya. Dan di artikel kali ini, ada beberapa gagasan yang mengusung penghasilan listrik dari tahu. Apakah Anda mempercayai keberhasilannya?
Baca juga:
- Apakah Mungkin Baterai Berbasis Gula Hasilkan Listrik?
- Kenali Microbial Fuel Cell, Penghasil Listrik dari Bakteri!
- Kenali Geobacter, Bakteri yang Bisa Hasilkan Listrik!
Listrik dari Tahu Sumedang
Anda pasti sering mendengar salah satu makanan khas dari Sumedang, yaitu tahu Sumedang. Pernahkah Anda membayangkan, kalau selain untuk dimakan, tahu sumedang digunakan untuk menghasilkan listrik?
Nah, tim peneliti dari Kabupaten Sumedang memanfaatkan sejumlah limbah tahu untuk memproduksi listrik. Mereka berpikir bahwa sebaiknya limbah tahu didaur ulang, daripada dibuang ke sungai dan malah mengancam ekosistem sungai. Karena kebetulan tahu memiliki faktor biotik, di mana 500 ml limbah tahu dapat diubah menjadi listrik 0,67 volt, maka tim peneliti memikirkan untuk memanfaatkan limbah tahu.
Teknologi yang digunakan adalah MFC, dan teknologi ini beroperasi dengan mengandalkan aktivitas mikroorganisme dalam substrat. Limbah tahu sumedang berperan sebagai substrat utama, sementara kompos dan lumpur berperang sebagai campuran substrat.
Ketiga substrat tersebut dibuat perbandingan komposisinya. Lalu ketika aktivitas dalam substrat menghasilkan ion-ion, maka ion-ion akan ditangkap oleh elektroda, dan kemudian diubah menjadi energi listrik.
Dari limbah cair
Penelitian berikutnya adalah menghasilkan listrik dari limbah cair tahu sebanyak 24.000 liter. Tim mahasiswa peneliti dari UNY membuat teknologi MFC yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik.
Bedanya dengan penelitian sebelumnya adalah, teknologi MFC ini mengoptimasi kinerja, dengan cara mengisolasi bagian bejana katoda dari oksigen. Sementara pada bagian bejana anoda, limbah digunakan sebagai sumber makanan bakteri Electrochemically Active Bacteria (EAB). Nah, pengembangan dari MFC ini diberi nama Microbial Electrolysis Cell (MEC), teknologi ini mampu memproduksi listrik dan hidrogen murni.
Listrik dari Tahu yang Mengendap di Sungai
Penelitian berikutnya adalah pengolahan limbah tahu di air, yang diubah menjadi listrik. Teknologi ini bernama Abactor – Cells, teknologi yang bekerja dengan cara mengandalkan bakteri untuk mengolah polutan dalam air.
Sederhananya, prinsip kerja teknologi ini menyatupadukan kinerja Anaerobic Baffled Reactor (ABR) dan Microbial Fuel Cells (MFCs). Penyatuan ini dilakukan untuk mengurangi biaya operasional MFC yang awalnya sangat tinggi. Dan agar teknologi ini bisa digunakan dalam skala rumah tangga.
Secara garis besar, pemrosesan Abactor-Cells memerlukan 12 jam untuk bisa memproduksi listrik sebesar 0,336 Watt hour. Selain menghasilkan listrik, Abactor-Cells dapat juga mengurangi pencemaran lingkungan, dengan cara mengurangi kandungan Chemical Oxygen Demand (COD) dan Biochemical Oxygen Demand (BOD). Adapun kandungan COD yang dikurangi sebesar 81% dari semula, sementara kandungan BOD dikurangi sebanyak 84,4% dari semula.
Referensi:
[1] Hendriyana A, 2018, Mahasiswa Unpad Hasilkan Listrik dari Limbah Tahu Sumedang, UNPAD, dilihat 05 Maret 2021, <https://www.unpad.ac.id/2018/06/mahasiswa-unpad-hasilkan-listrik-dari-limbah-tahu-sumedang/#:~:text=Ketiganya%20melihat%20bahwa%20limbah%20tahu,dihasilkan%20listrik%200%2C67%20Volt>.
[2]Anonim, 2016, Mahasiswa UNY Manfaatkan Limbah Tahu untuk Energi Listrik, UNY, dilihat 05 Maret 2021, <https://www.uny.ac.id/berita/mahasiswa-uny-manfaatkan-limbah-tahu-untuk-energi-listrik>.
[3] Lathifiyah K, 2019, Mahasiswa ITS Hasilkan Listrik dari Limbah Tahu, jatimnet.com, dilihat 05 Maret 2021, <https://jatimnet.com/mahasiswa-its-hasilkan-listrik-dari-limbah-tahu>.