Masa Depan PLTS Atap di Indonesia

Masa depan PLTS – Berbicara tentang energi memang tak akan ada habis-habisnya, mengingat energi adalah kebutuhan pokok manusia yang mesti dipenuhi. Energi dapat terbagi menjadi dua jenis, yaitu energi terbarukan dan energi tak terbarukan. Adapun jenis energi yang kerap digunakan adalah energi tak terbarukan — untuk membangkitkan listrik, misalnya — yang terbuat dari bahan bakar batu bara dan fosil.

[irp posts=”515″ name=”Prinsip kerja PLTS”]

Berbicara tentang batu bara dan fosil, kedua jenis bahan bakar ini memang dipakai untuk membangkitkan energi listrik. Akan tetapi, ketergantungan manusia terhadap dua jenis bahan bakar ini membuat batu bara dan fosil cepat habis. Tentu ini menjadi hal yang gawat, ketika kita belum segera mengantisipasi pengganti kedua bahan bakar tersebut. Bisa saja, kita akan kehabisan akal dalam mencari cara untuk membangkitkan listrik. Oleh karena itu, mau tak mau kita harus beralih menggunakan energi terbarukan.

Energi terbarukan diamini memiliki banyak keunggulan yang melebihi energi tak terbarukan. Mulai dari bahan bakarnya yang tidak akan habis, dapat digunakan secara terus-menerus, hingga sifatnya yang ramah lingkungan. Sehingga untuk membangkitkan energi listrik, energi terbarukan barang tentu memberikan banyak keuntungan.

Dalam hal energi listrik, pemanfaatan energi terbarukan dapat kita temui dari jenis pembangkit listrik yang ada. Mulai dari PLTBg, PLTA, PLTB, PLTS, hingga PLTS Atap. Dan dalam tulisan ini, PLTS Atap adalah pembangkit yang akan dibahas keunggulannya, serta prospek yang diberikan untuk kelistrikan di Indonesia. Tak perlu berlama-lama lagi, yuk check it out!

Keunggulan PLTS Atap

Anda perlu mengetahui mengapa PLTS Atap menjadi primadona banyak orang di masa yang akan datang. Sebab dibandingkan pembangkit yang lain, PLTS Atap merupakan salah satu pembangkit yang sesuai dengan potensi Indonesia — dapat dilihat dari posisi Indonesia yang berada di garis khatulistiwa — yang mana membikin Indonesia memperoleh banyak produksi energi listrik jika menggunakan PLTS Atap [1].

Kedua, PLTS Atap memiliki meteran export/import pada sistem on-grid. Di mana komponen tersebut diketahui bermanfaat dalam mengurangi banyak beban listrik rumah tangga.  Ya, meteran export/import membikin PLTS Atap bisa menggunakan energi matahari di malam hari. Keunggulan meteran tersebut tentunya sangat menguntungkan PLN, PLTS, dan pelanggan.

Ketiga, PLTS Atap memiliki sistem off grid; suatu sistem yang dapat mengalirkan listrik ke daerah yang tidak terjangkau jaringan PLN. Ini sangat membantu masyarakat yang tinggal di daerah 3T atau terpencil, yang kebanyakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Sebab PLTS Atap dapat diintegrasikan dengan PLTD untuk memproduksi listrik di malam hari.

Terakhir, PLTS Atap memiliki nilai investasi yang semakin ekonomis. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahardjo dan Fitriana yang berjudul Analisis Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia, disebutkan bahwa biaya investasi PLTS Atap di masa yang akan datang akan terus menurun. Dengan demikian, PLTS dapat menjadi salah satu nilai lebih dalam memperoleh pendapatan di sektor energi.

[irp posts=”3278″ name=”Cara Kerja Panel Surya Photovoltaic – PLTS PV”]

Lalu bagaimana masa depan PLTS Atap di Indonesia?

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa PLTS Atap sangat bernilai ekonomis, di mana PLTS Atap adalah sumber listrik yang mampu mengurangi biaya investasi. Bahkan dalam pandemi, misalnya, menurut IEA menjadi pilihan yang tepat bagi negara untuk menghemat pengeluaran ekonomi — meskipun pandemi alamiahnya menyebabkan penurunan permintaan energi secara drastis [2].

Akan tetapi, mengingat PLTS Atap dapat menghemat pengeluaran negara, ternyata PLTS Atap dapat meningkatkan jumlah permintaan energi. Hal ini dapat dilihat dari pengakuan Badan Energi Internasional, yang menyebutkan bahwa PLTS Atap dapat menghasilkan listrik yang murah dan membuat lonjakan penggunaan energi hingga 80% di berbagai belahan dunia.

Terkhusus di Indonesia sendiri, negara tercinta diprediksi akan mengalami peningkatan jumlah permintaan — pada tahun ini hingga beberapa tahun berikutnya. Menurut Institute for Essential Services Reform (IESR) saja, PLTS Atap diyakini mengalami peningkatan pada 2020. Hal ini disebabkan permintaan PLTS atap yang mencapai lebih dari 655 MW pada tahun 2020. Dan jumlah permintaan akan semakin meningkat bila diakumulasikan dengan bangunan industri dan komersial yang memiliki potensi penyerapan sebesar 12 hingga 15 GW [3].

Sampai dengan Oktober 2020, misalnya, diketahui sudah ada 2.566 pelanggan PLTS Atap dengan total kapasitas listrik setara 18 MW. Meskipun jumlah listrik yang dihasilkan pembangkit ini lebih sedikit ketimbang pembangkit lain yang sudah tersedia, akan tetapi PLTS Atap memberikan manfaat kepada pelanggan secara individual [4].

Di sisi lain, pemerintah juga tengah menggenjot pengembangan PLTS Atap di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari adanya Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 49 tahun 2018 untuk pelanggan PLN yang menggunakan PLTS Atap. Dan dasar hukum ini telah diubah menjadi Permen Nomor 13 tahun 2019 — untuk menampung aspirasi stakeholders [5].

Referensi:

[1] Auni H, 2020, Pulihkan Listrik Melalui Pembangunan PLTS Atap di Indonesia, Gebrak Gorontalo, dilihat 22 Januari 2021, <https://gorontalo.gebraknews.co.id/2020/07/pulihkan-listrik-melalui-pembangunan-plts-atap-di-indonesia/2/>.

[2] Belia B, 2020, Makin Murah, Pembangkit Listrik Tenaga Matahari Bakal Jadi Primadona di Masa Depan PLTS, merdeka.com, dilihat 22 Januari 2021, <https://www.merdeka.com/uang/makin-murah-pembangkit-listrik-tenaga-matahari-bakal-jadi-primadona-di-masa-depan.html?page=2>.

[3] Putra A.P, 2019, IESR Ramal PLTS Atap Makin Diminati Tahun Depan, CNN Indonesia, dilihat 22 Januari 2021, <https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20191217180239-85-457801/iesr-ramal-plts-atap-makin-diminati-tahun-depan>.

[4] Anonim 2020, Akselerasi Pengembangan PLTS Atap, Kejar Target Bauran EBT, Direktorat Jenderal EBTKE, dilihat 22 Januari 2021, <https://ebtke.esdm.go.id/post/2020/11/20/2698/akselerasi.pengembangan.plts.atap.kejar.target.bauran.ebt?lang=en>.

[5] Mulyana R.N, 2020, Kejar target, di 5 tahun ke depan, butuh tambahan PLTS lebih dari 1.000 MW per tahun, kontan.co.id, dilihat 22 Januari 2021, <https://newssetup.kontan.co.id/news/kejar-target-di-5-tahun-ke-depan-butuh-tambahan-plts-lebih-dari-1000-mw-per-tahun>.

Leave a Comment

Close
Maximize
Page:
...
/
0
Please Wait
...
Second
Code: