Bahan bakar fosil jika digunakan terus menerus lama kelamaan akan habis karena bahan bakar ini termasuk sumber daya alam yang tidak bisa diperbarui. Untuk itu, perlu dicari bahan bakar alternatif dan biofuel adalah salah satunya. Bahan bakar ini biasa disebut juga dengan bahan bakar nabati.
Sesuai dengan cara penyebutannya tersebut, biofuel adalah energi alternatif yang berasal dari tanaman. Ditemukannya bahan bakar ini tentu menjadi kabar yang sangat menggembirakan, apalagi memang terdengar begitu menjanjikan jika dijadikan sebagai sumber energi di waktu yang akan datang.
Apa itu Biofuel?
Kata bio dalam istilah ini diambil dari sifat produksinya yang bahan dasarnya adalah senyawa-senyawa dalam makhluk hidup. Karena bahan dasar tersebut, tentunya bahan bakar nabati ini berbeda dengan bahan bakar yang berasal dari batu bara atau minyak bumi.
Seperti yang sempat disinggung di atas, biofuel adalah bahan bakar yang terbuat dari makhluk hidup. Artinya, sumber energi ini tidak hanya berasal dari tumbuhan, tetapi juga bisa berasal dari hewan. Hanya saja biasanya memang yang lebih cenderung digunakan adalah tumbuhan.
Setiap produk bahan bakar nabati ini akan diproduksi dengan cara yang berbeda. Contohnya kalau biodiesel akan diproduksi dengan cara menghancurkan lemak tumbuhan maupun lemak hewan dengan memanfaatkan metanol.
Karena bahan dasarnya yang berasal dari sumber daya alam yang bisa diperbarui, maka bahan bakar nabati juga bisa diperbarui. Ini menjadi harapan untuk menciptakan sustainabilitas lingkungan. Sampai di sini, sudah lebih paham dengan apa yang dimaksud dengan biofuel?
Bahan Dasar Biofuel di Indonesia
Indonesia termasuk negara yang kaya akan keragaman tanamannya. Beberapa dari jenis tanaman tersebut ada yang bisa dijadikan sebagai bahan dasar bahan bakar nabati yang diantaranya sebagai berikut:
- Jarak pagar
- Wijen
- Sirsak
- Rambutan
- Bengku
- Margosa
- Mindi
- Tengkaw terindak
- Tengkawang tungkul
- Kepok
- Kelor kenari
- Kecipir
- Saga utan
- Gula tebu
- Jatfora
Selain berbagai jenis tanaman di atas, di Indonesia juga kebanyakan biofuel dari kelapa sawit. Lebih tepatnya, minyak sawit yang masih mentah. Selain dari tumbuhan, bahan bakar nabati ini juga bisa dibuat dari minyak hewan.
Baca Juga: Jenis-Jenis Pembebanan pada Pembangkit Listrik
Jenis-Jenis Biofuel
Seperti yang sudah diterangkan di atas, biofuel berasal dari tumbuhan maupun hewan. Hal ini membuat bahan bakar nabati ini terdiri atas beberapa jenis sebagai berikut:
1. Bioetanol
Pertama ialah bioetanol yang sebenarnya merupakan alkohol yang berasal dari tumbuhan. Misalnya buah-buahan, ubi, singkong, jagung, tebu, gandung bahkan limbah sayuran. Semua bahan-bahan ini akan melalui proses fermentasi terlebih dahulu untuk didapatkan alkoholnya.
Bisa dikatakan bahwa bahan bakar yang satu ini merupakan bahan bakar yang paling umum di dunia. Bioetanol ini bisa diterapkan pada mesin sebagai pengganti bensin. Sebagian besar mesin mobil yang ada bisa menggunakan campuran antara minyak bumi dengan bioetanol hingga 15%.
Dibandingkan dengan bensin biasa yang tanpa etanol, bensin dengan etanol justru mempunyai nilai oktan yang lebih tinggi. Hal ini akan membantu meningkatkan efisiensi termal dan meningkatkan rasio kompresi mesin.
2. Biodiesel
Selanjutnya ialah biodiesel yang merupakan bahan bakar yang dibuat dari tanaman yang biasanya terdiri atas minyak bunga matahari, minyak buah jarak, minyak rapeseed dan minyak kedelai. Kalau di Hawai, biodiesel ini biasa dibuat dari minyak goreng bekas.
Biodiesel secara umum memang dibuat dari tanaman atau tumbuh-tumbuhan. Tetapi, jenis bahan bakar nabati satu ini juga bisa dibuat dari minyak hewan.
3. Biogas
Kalau biogas, ini asalnya adalah fermentasi kotoran manusia atau hewan dan bisa juga fermentasi sampah tumbuhan. Ketika difermentasi, ketiga bahan ini akan mengeluarkan gas, gas inilah yang disebut dengan biogas.
Layaknya bahan bakar biofuel pada umumnya, biogas ini pun juga bisa dimanfaatkan untuk menyalakan kompor atau menyalakan listrik. Apalagi biogas lebih bersih dibandingkan batu bara dan energi yang dihasilkannya lebih besar.
Kegunaan Biofuel
Seperti yang sudah bisa diketahui melalui penjelasan di atas, biofuel digunakan untuk mendukung kegiatan rumah tangga, sebagai bahan bakar kendaraan dan sebagai pembangkit listrik. Ini adalah energi alternatif yang sangat bagus selain batu bara dan minyak.
Selain itu, bahan bakar nabati dinilai juga lebih ramah lingkungan. Berdasarkan keterangan dari Departemen Energi Amerika Serikat, bahan bakar nabati ini akan menghasilkan 48% karbondioksida lebih sedikit daripada bahan bakar konvensional.
Bahan bakar nabati yang seperti ini contohnya adalah etanol. Sedangkan kalau biodiesel hanya menghasilkan seperempat karbondioksida dibandingkan dengan bahan bakar diesel yang biasa.
Kelebihan Bahan Bakar Nabati
Sebenarnya dari semua penjelasan di atas, Sahabat pasti sudah bisa meraba apa saja kelebihan bahan bakar nabati ini. Hanya saja, jika hendak dijabarkan lebih rinci lagi, kurang lebih informasinya sebagai berikut:
1. Lebih Ramah Lingkungan
Seperti yang sudah diketahui, bahan bakar nabati ini lebih ramah lingkungan. Hal ini dikarenakan bahan bakar nabati melepaskan karbondioksida dalam jumlah yang lebih sedikit daripada minyak bumi. Memang bahan bakar nabati juga akan menghasilkan asap.
Namun, asap inipun jumlahnya lebih sedikit. Tentunya ini adalah hal yang menguntungkan mengingat bahan bakar nabati membantu mengurangi jumlah polutan yang bisa mengakibatkan pemanasan global.
2. Pembaruan Energi yang Relatif Lebih Cepat
Karena dibuat dari sumber daya alam yang cenderung mudah diperbarui, otomatis bahan bakar nabati inipun bisa dengan mudah diperbarui. Dibandingkan dengan minyak bumi yang memerlukan waktu hingga jutaan tahun untuk terbentuk, bahan bakar nabati ini pembaruannya relatif lebih cepat.
Apalagi limbah tanaman, kotoran hewan dan kotoran manusia adalah sesuatu yang mudah sekali didapat. Tanaman bahan dasar bahan bakar nabati juga tersedia dalam jumlah cukup banyak di lingkungan sekitar, apalagi kalau dibudidayakan dengan sengaja.
3. Biaya Produksi yang Relatif Lebih Rendah
Lagi-lagi jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil, biaya produksi bahan bakar nabati cenderung lebih murah biayanya dan juga lebih mudah. Hal ini tentu akan sangat membantu masyarakat yang tergolong ekonomi menengah ke bawah.
Sebab, bisa membantu mengurangi tingkat ketergantungan terhadap bahan bakar yang konvensional. Karena mudah dibuat dan harganya lebih murah, otomatis juga masyarakat tidak perlu khawatir jika harga minyak dunia melonjak sewaktu-waktu.
Kekurangan Bahan Bakar Nabati
Bahan bakar nabati memang memiliki sejumlah kelebihan yang diharapkan juga bisa menciptakan sustainabilitas lingkungan. Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri juga kalau bahan bakar ini pun memiliki kekurangan yang diantaranya sebagai berikut:
1. Penggunaan Minyak dan Air
Memang bahan bakar nabati menghasilkan karbondioksida yang jumlahnya lebih sedikit. Akan tetapi, untuk bisa membuat bahan bakar nabati ini diperlukan minyak serta air dalam jumlah yang lumayan banyak. Hal ini tentu akan menimbulkan masalah baru bagi lingkungan.
2. Menimbulkan Masalah Lingkungan
Ada kekhawatiran di kalangan para ahli bahwa dengan mudahnya pembuatan bahan bakar nabati, dikhawatirkan satwa-satwa akan terancam. Alasannya adalah bisa saja habitat mereka kemudian dialihfungsikan sebagai lahan untuk menanam tanaman yang bisa dijadikan bahan dasar biofuel.
3. Ancaman Terhadap Ketahanan Pangan
Bahan bakar nabati ada yang dibuat dari bahan pangan. Bahan pangan yang dijadikan bahan dasar ini biasanya diperlukan dalam jumlah besar dan ini menuai kontra. Ada banyak pihak yang menganggap bahkan bahan bakar nabati membuat bahan pangan jadi berkurang.
Sebab, bahan pangan tersebut dijadikan sebagai bahan dasar bahan bakar. Sementara di sisi lain, masih banyak masyarakat yang mengalami kelaparan.
4. Penggunaan Pupuk Dapat Mencemari Tanah
Supaya tanaman bahan dasar bahan bakar nabati bisa cepat tumbuh, tidak jarang pembudidaya menggunakan pupuk. Hal yang disayangkan adalah jika pupuk yang digunakan mengandung nitrogen dan fosfor dalam jumlah tinggi, ini bisa membuat tanah jadi tercemar.
Baca Juga: Sistem Bahan Bakar Minyak pada PLTU
Kesimpulan
Biofuel merupakan bahan bakar yang berasal dari makhluk hidup yang dinilai lebih ramah terhadap lingkungan. Manfaatnya pun begitu besar karena bisa dijadikan alternatif minyak bumi dan batu bara yang jumlahnya terus berkurang dan memerlukan waktu lama agar bisa terbentuk kembali.
Meskipun begitu, bahan bakar nabati ini ternyata memiliki kekurangan tersendiri yang bahkan membuat banyak pihak merasa khawatir. Kekhawatiran mereka terutama berkaitan dengan kelestarian tanah, kelestarian satwa, dan ketahanan pangan.