Sebuah benda dalam cairan juga membutuhkan listrik untuk bisa berfungsi dengan baik untuk membantu meringankan aktivitas manusia sehari-hari. Terdapat alat ukur nilai listriknya sehingga bisa diketahui dengan tepat aliran listriknya yaitu conductivity meter untuk mendukung kecanggihan teknologi.
Akan tetapi, kegunaan dari konduktivitas meter ini sudah dibuilt in dengan alat ukur lainnya seperti pH, TDS, dan lainnya. Tetapi saja semuanya akan mempengaruhi satu sama lain dan bisa dibuktikan sendiri dengan cara mengukur nilai standar pada aliran listrik tersebut.
Terdengar cukup menarik kegunaan dan fungsi dari alat ukur ini sehingga bisa mendapatkan ukuran yang konkret. Pasti banyak yang menginginkan informasinya lebih lanjut untuk menambah wawasan bukan?
Berbagai pengertian, fungsi, dan materi lainnya mengenai alat ukur konduktivitas meter ini bisa dilihat pada informasi di bawah ini.
Pengertian Conductivity Meter
Conductivity meter atau biasa dikenal dengan Electrical Conductivity Meter (EC) merupakan alat ukur yang berguna untuk mengukur kemampuan nilai konduktivitas listrik dalam sebuah perairan. Kemampuan ini disebut juga dengan Daya Hantar Listrik atau DHL.
Dalam sebuah aliran listrik ini, untuk DHL tidak berdiri sendiri karena dipengaruhi juga dengan resultan dengan jumlah-jumlah ion maupun konsentrasi padatan yang sudah larut. Konsentrasi padatan yang larut tersebut adalah Total Dissolved Solid (TDS) yang terdapat pada larutan atau air.
Untuk daya hantar listrik ini sendiri akan berbanding lurus dengan konsentrasi ion pada larutan tersebut. Dengan begitu semakin besar kemampuan larutan untuk menghantarkan sebuah listrik maka ion mineral yang digunakan juga semakin banyak, dan sebaliknya.
Biasanya, untuk conductivity meter ini dikaitkan dengan resistivity yang mana sebenarnya berbeda dan bahkan bertolak belakang. Untuk resistivity ini adalah ketahanan air pada aliran listrik sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa berkurangnya resistivity akan membuat conductivity makin besar.
Baca Juga: Definisi Besaran dan Satuan Ukur Listrik
Pentingnya Mengukur Nilai Konduktivitas
Bagaimana dengan pentingnya mengukur nilai konduktivitas ini? Pasalnya, sangat penting dilakukan di berbagai macam bidang. Contohnya saja untuk sumber daya alam lingkungan, kebutuhan air minum, serta kebutuhan industri itu sendiri.
Dalam penggunaannya sendiri conductivity meter biasa digunakan pada bidang:
- Hydroponic.
- Aquakultur.
- Purifikasi air dalam memonitor kandungan nutrisi.
- Memonitor garam (salinitas) pada air.
- Memonitor kualitas air boiler.
Jadi kegunaannya sendiri akan mempengaruhi banyaknya kebutuhan mengenai air yang akan digunakan oleh masyarakat luas. Dan sangat penting untuk kondisi tertentu terlebih kesehatan.
Prinsip Kerja Conductivity meter
Adapun konduktivitas ini memiliki sebuah prinsip kerja yang cukup unik seperti sifat kimia. Daya hantar listriknya akan berbanding lurus dengan konsentrasi ion yang ada pada larutan sehingga semakin banyak ion mineral yang larut maka kemampuan untuk menghantarkan listrik akan semakin besar.
Terdapat 2 elektrode yang bisa digunakan dalam sistem conductivity ini yang mana disusun pada amperemeter dan sumber tegangan. Untuk keduanya diatur dengan jarak sekitar 1 cm saja. Untuk elektrode ini akan dicelupkan pada sampel larutan dan tegangan diberikan pada besaran tertentu.
Kemudian, untuk nilai arus listrik yang dapat terbaca oleh ampere meter bisa digunakan untuk perhitungan nilai konduktivitas yang ada pada listrik larutan.
Rumus Conductivity Meter
Jika ingin melakukan pengukuran pada conductivity ini maka bisa menggunakan rumus-rumus yang akan diberikan di bawah ini, yaitu:
1. Rumus Dasar Rangkaian Listrik
Mungkin tidak akan asing dengan rumus dasar yang diberikan di bawah ini merupakan rumus dasar rangkaian listrik. Rumus tersebut digunakan sebagai pengukuran rangkaian listrik yang sudah atau sedang dilakukan sehingga bisa diketahui tegangannya.
Nah, untuk rumusnya yaitu : V = R x l
Penjelasannya adalah V merupakan tegangan listrik rangkaian dengan satuan volt, l merupakan rangkaian arus listrik dengan satuan ampere, dan R merupakan rangkaian tahanan listrik dengan satuan ohm.
2. Rumus Tahanan Listrik (R)
Selanjutnya, bisa dihitung juga untuk tahanan listrik yang mana berbanding lurus dengan jarak 2 elektrode (l) pada conductivity. Dan juga, berbanding terbalik pada luas area elektrode.
Rumusnya adalah R = ( l/A ) x ρ
Penjelasan untuk ρ merupakan tahanan listrik spesifik pada larutan dengan satuan ohm. Dan jika persamaan pada rumus 1 dan rumus 2 digabungkan maka persamaan yang didapatkan, yaitu:
V/I = ( l/A ) x ρ
Atau untuk bisa diganti dengan nilai konstanta atau simbol C karena nilainya sendiri memiliki nilai konstan. Sehingga rumusnya adalah:
V/I = C x ρ
3. Mengukur Konduktivitas Listrik Spesifik
Kegunaan dari alat ukur ini sebenarnya untuk mengukur konduktivitas listrik spesifik yang merupakan nilai pada tiap satu-satuan panjang. Dan disimbolkan dengan k (Kappa) yaitu:
κ = ¹ / ρ
Satuan yang dimiliki adalah satuan s/m atau Siemens per meter yang prinsip kerjanya bisa dijadikan satu. Dengan begitu akan menghasilkan rumus seperti di bawah ini:
κ = C x I / V
Kesimpulan
Conductivity meter merupakan sebuah alat ukur dalam pengukuran nilai konduktivitas listrik yang ada pada cairan. Prinsip kerjanya seperti sifat kimia yang mana semakin banyak ion mineral yang larut pada cairan maka kemampuan menghantarkan listrik menjadi lebih besar.