Tegangan Listrik Tidak Stabil – Apakah Anda pernah mengalami ketika di rumah tiba-tiba lampu menjadi redup dan terang kembali dalam beberapa detik? Hal tersebut terjadi karena tegangan listrik di rumah tidak stabil.
Di Indonesia, tegangan listrik dianggap normal jika dalam 1 fase adalah 220 V. Ketika tegangan listrik di rumah tidak stabil maka akan berfluktuasi di rentang 180 V hingga 240 V, atau dapat juga lebih rendah lagi. Jika ingin mengetahui tegangan listrik di rumah tidak stabil maka Anda dapat menggunakan alat yang bernama Volt Meter atau AVO Meter.
Jika kondisi tegangan listrik di rumah tidak stabil akan ditandai dengan lampu yang tiba-tiba menjadi redup dan berselang beberapa waktu lampu akan menjadi terang kembali. Hal tersebut menjadi pertanda bahwa terdapat gangguan listrik di rumah Anda.
adanya ketidakstabilan tegangan listrik dapat membahayakan peralatan elektronik di rumah Anda. Bahkan, dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan listrik dan elektronik karena tegangan yang tidak stabil.
Listrik yang tidak stabil terkadang hanya terjadi di satu rumah atau beberapa rumah saja. Tetapi, dapat juga terjadi dalam satu rumah beberapa bagian listriknya normal tetapi bagian lainnya tidak normal atau tidak stabil.[1]
Penyebab Tegangan Listrik Tidak Stabil
Terdapat beberapa penyebab terjadinya ketidakstabilan tegangan listrik di rumah.
Sebaiknya simak penjelasan di bawah ini untuk mengetahui apa saja penyebabnya.
1. Berkurangnya kapasitas listrik di jaringan luar rumah
Jaringan listrik di luar rumah yang mengalami fluktuasi beban menjadi salah satu penyebab tegangan PLN turun. Hal ini tidak hanya terjadi karena faktor lokal, tapi bisa disebabkan oleh masalah yang lebih besar.
Masalah seperti ini bisa terjadi pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) ketika musim kemarau. Debit air yang digunakan untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik mengalami penurunan. Akibatnya, beban yang harus ditanggung oleh PLTA tersebut tidak sebanding dengan kapasitas listriknya.
Jika hal seperti ini terjadi, kapasitas listrik menurun yang mengakibatkan listrik di seluruh jaringan menjadi tidak normal. Agar listrik bisa lebih stabil, biasanya PLN akan memberlakukan pemadaman secara bergilir.
2. Terjadi kelebihan kapasitas dibandingkan sebelumnya
Selain kapasitas yang dihasilkan oleh pembangkit mengalami penurunan karena kondisi tertentu, tegangan listrik tidak stabil juga bisa disebabkan oleh kelebihan kapasitas jaringan. Misalnya ada suatu wilayah yang sebelumnya minim pemukiman.
Karena suatu hal, pembangunan berlangsung pesat dan wilayah tersebut kemudian menjadi padat pemukiman. Akibatnya, konsumsi listrik yang dialirkan untuk wilayah tersebut pun menjadi lebih tinggi.
Semakin bertambahnya rangkaian listrik, beban muatan yang harus ditanggung oleh gardu semakin besar. Akibatnya, listrik yang mengalir ke setiap rumah menjadi tidak stabil dan menurun tanpa disadari oleh masyarakat.
3. Terdapat kerusakan/korsleting pada jaringan listrik PLN
Jalur suplai listrik mungkin saja mengalami korsleting atau kerusakan lainnya. Jika peristiwa seperti ini terjadi, listrik juga bisa menjadi naik dan turun. Beberapa penyebab yang sering terjadi adalah tiang listrik roboh, pohon tumbang dan menimpa kabel listrik, hingga banjir yang menggenangi tiang listrik.
Jika peristiwa seperti ini terjadi, listrik harus segera dipadamkan agar tidak menimbulkan bencana yang lebih fatal. Contohnya kerusakan konstan, trafo meledak, hingga turunnya tegangan listrik menjadi sangat rendah. Sebaiknya segera laporkan kepada PLN jika mendapati hal seperti ini terjadi.
Tegangan listrik di rumah bisa menjadi naik turun terjadi ketika kerusakan/korsleting di jaringan PLN menyebabkan turunnya voltase.
4. Jarak rumah yang terlalu jauh dari tiang induk PLN
Jarak antara rumah dengan gardu atau tiang induk PLN juga berpengaruh terhadap kestabilan tegangan listrik. Semakin jauh jarak rumah dari gardu induk, potensi tegangan naik turun akan semakin tinggi. Pasokan listrik ke rumah juga semakin rendah karena hal ini.
Oleh karena itu, rumah yang jaraknya terlalu jauh dari tiang induk PLN lebih sering mengalami tegangan naik turun. Contohnya rumah yang berada di pedesaan terpencil.
Jika tegangan turun karena jarak rumah yang jauh dari tiang induk PLN dan terjadi sepanjang tahun, trafo step up bisa dijadikan sebagai solusi. Trafo ini berguna untuk meningkatkan tegangan, mulai dari 20 hingga 80 volt.
Pemakaian trafo step up ini juga harus diatur sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Untuk malam hari, voltasenya diatur di angka 200 volt. Sementara untuk siang hari bisa mencapai angka 240 volt.
5. Terdapat gangguan pada instalasi listrik di rumah
Selain faktor eksternal seperti 4 hal yang sudah dijelaskan di atas, tegangan listrik naik turun di rumah juga bisa disebabkan oleh faktor internal. Yang dimaksud dengan faktor internal adalah gangguan listrik yang berada di dalam rumah itu sendiri.
Contoh kasus yang sering terjadi adalah adanya ganjalan instalasi di dalam rumah seperti kabel MCB renggang. Hal ini bisa diatasi dengan cara melakukan pengecekan MCB serta seluruh kabel yang terhubung dengannya.
Jika ada kabel yang hangus, suhunya panas tidak wajar, dan tampak renggang, sebaiknya segera hubungi PLN. PLN akan mengirimkan teknisinya untuk melakukan perbaikan. Jika menemukan kondisi seperti ini, laporkan segera sebelum terjadi hal-hal yang lebih fatal.
Melakukan perbaikan sendiri tidak disarankan karena ada risiko tinggi. Jika sampai salah melakukan tindakan, bisa terjadi konsleting listrik yang bisa berakibat fatal seperti kebakaran. Sebaiknya serahkan saja kepada ahlinya, yaitu teknisi PLN.
[irp posts=”3285″ name=”Tips Menghindari Kebakaran Akibat Korsleting Listrik – Fenomena Lompatan Listrik”]
Mencari Penyebab Masalah
Cara mencari letak tidak stabilnya tegangan listrik cukup mudah. Anda hanya perlu menggunakan alat pengukur tegangan listrik seperti Multimeter (Voltmeter). Anda dapat mencoba ketika tidak ada beban seperti lampu atau perangkat listrik saat kondisi listrik sudah tidak stabil maka kemungkinan masalah bukan terdapat pada jaringan listrik di rumah Anda, melainkan di luar instalasi rumah yaitu pada jaringan listrik PLN.
Pengujian juga dapat dilakukan pada panel Miniature Circuit Breaker (MCB) jika Anda menggunakannya. Tetapi, Anda perlu ingat untuk melakukan pengujian tersebut harus secara hari-hati karena tegangan listrik cukup tinggi sehingga dapat membahayakan manusia. Sebaiknya, Anda melakukan pemeriksaan atau pengecekan terlebih dahulu dengan didampingi oleh orang yang mengerti listrik.[2]
Cara Mengatasi Tegangan Listrik Tidak Stabil
Terdapat dua cara mengatasi masalah tidak stabilnya tegangan listrik, yaitu :
1. Gunakan Stabilizer
Cara yang pertama yaitu dengan menggunakan stabilizer tegangan AC (Stavolt). Cara kerja stavolt adalah mengakumulasikan seluruh tegangan dan arus yang tidak stabil. Selanjutnya, arus dan tegangan yang dikeluarkan dan disalurkan ke perangkat elektronik sudah dalam kondisi stabil.
Tetapi, Stavolt hanya dapat menyeimbangkan tegangan listrik saja, tidak bisa menyimpan energi listrik. Jika listrik PLN padam, stabilizer pun mati dan tidak bisa berfungsi seperti sebelumnya.
2. Gunakan Uninterruptible Power Supply (UPS)
Cara yang kedua yaitu dengan menggunakan alat yang bernama UPS. UPS sering digunakan untuk perangkat seperti komputer dan alat elektronik lainnya. Kelebihan UPS selain dapat membuat listrik menjadi stabil juga dapat menyimpan energi listrik cadangan. UPS yang baik biasanya bekerja dalam rentang tegangan yang tidak stabil.[1]
Referensi :
[1] Mtr, Mengatasi Listrik yang Tidak Stabil, TRM Electrical, dilihat 17 Februari 2021, < https://trm.co.id/2016/07/23/mengatasi-listrik-yang-tidak-stabil/>.
[2] Hobby Teknik Listrik, Cara Mengatasi Listrik di Rumah Naik Turun (Tidak Stabil), Teori Listrik, dilihat 17 Februari 2021, < http://hobbytekniklistrik.blogspot.com/2019/05/cara-mengatasi-listrik-di-rumah-naik.html>.