Bioenergi – Apakah sahabat tahu bagaimana bahan organik bisa menghasilkan energi listrik? jika belum mari kita simak ulasan singkat berikut ini
Pembangkit Listrik Bioenergi
Pembangkit Listrik Bioenergi (Biomassa, Biogas, & Sampah) adalah pembangkit listrik yang menggunakan bahan organik sebagai energi primernya guna menghasilkan energi listrik. Sumber energi biomassa mempunyai kelebihan yaitu merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui sehingga dapat menyediakan sumber energi secara berkesinambungan sebagaimana pembangkit listrik tenaga Air, dan pembangkit listrik tenaga Angin.
Berdasarkan kajian ditjen EBTKE Potensi bioenergi sebesar 32 GW dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia, akan tetapi potensi ini baru dimanfaatkan sebesar 5.8% atau 1,889 MW pada 2019. Perihal ini pemerintah menargetkan peningkatan pemanfaatan bioenergi menjadi 5,532 MW atau 16,9% pada 2025.
Beberapa tantangan yang dihadapi dan mempengaruhi pengembangan bioenergi selama ini meliputi:
- Sumber bahan baku yang berasal dari sumber daya hayati terkadang tidak dikhususkan untuk menjadi bioenergi.
- Masih sedikitnya penyedia teknologi di bidang bioenergi
- Ketersediaan Sparepart untuk proses gasifikasi, pirolisis, cogeneration yang masih terbatas
- Pengembangan teknologi bioenergi membutuhkan modal penelitian yang cukup besar.
Ok, tetapi mengapa bioenergi menjadi salah satu energi terbarukan yang layak untuk dikembangkan, berikut beberapa keunggulan dari bioenergi sehingga layak menjadi salah satu energi alternatif saat ini:
- Bahan baku bioenergi mudah didapat, murah, serta dapat disimpan dalam jangka panjang
- Teknologi pengolahannya sederhana
- Efisiensi dapat ditingkatkan hingga 99% dengan memanfaatkan CHP / (Combine Heat & Power System) / dengan memanfaatkan panas dari sisa gas buang pembakaran.
- Teknologi bioenergy dapat dimanfaatkan untuk rentang skala kecil, menengah, ataupun besar
- Potensial untuk wilayah pedesaan, mengingat masyarakat di pedesaan yang langsung bersentuhan dengan bahan baku dari bioenergi.
Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa / disingkat (PLTBm)
Pengembangan biomassa untuk menghasilkan listrik pada umumnya menggunakan bahan baku dari hasil industri seperti arang sekam, serbuk gergaji, serbuk kayu juga limbah pertanian & limbah hutan. Dimana bahan baku tersebut dimasukkan kedalam ruang bakar untuk memanaskan air dan menghasilkan uap kering bertekanan tinggi yang selanjutnya digunakan untuk memutar turbin yang seporos dengan generator sehingga menghasilkan energi listrik
Pembangkit Listrik Tenaga Biogas / disingkat (PLTBg)
Dalam proses pembangkitan tenaga listriknya, PLTBg menggunakan bahan baku organic padat ataupun cair, seperti limbah cair kelapa sawit, kotoran ternak, & limbah rumah tangga.
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengubah biogas menjadi listrik seperti:
- Yang pertama dengan bantuan microorganisme anaerobic pada digester sehingga menghasilkan gas dengan unsur utama metana / (CH4). Methane ini merupakan unsur gas yang mudah terbakar. Untuk dapat dimanfaatkan secara optimal, unsur gas selain methana perlu dihilangkan / dikurangi dengan beberapa cara seperti scrubbing, water scrubbing & absorbsi / desulfurisasi. Gas dengan unsur methana tersebut kemudian digunakan sebagai bahan bakar untuk pemanaskan air dan menghasilkan uap bertekanan tinggi yang selanjutnya memutar turbin yang seporos dengan generator sehingga menghasilkan energi listrik.
- Cara yang kedua yaitu dengan melakukan proses fermentasi pada bahan baku organic sehingga menghasilkan etanol yang dapat digunakan sebagai bahan bakar pada mesin diesel.
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah / disingkat (PLTSa)
Penerapan sampah menjadi energi listrik yang ramah lingkungan sudah banyak dilakukan di negara maju, seperti swedia, jerman, norwegia, swiss, inggris dan singapure. di Indonesia teknologi ini juga sudah mulai banyak dikembangkan di wilayah perkotaan, salah satu contohnya PLTSa Bantargebang dengan kapasitas 750 kW.
Dalam proses pembangkitan tenaga listriknya, PLTSa menggunakan bahan baku sampah, Proses konversi thermal pada umumnya menggunakan proses insinerasi dimana sampah dimasukkan kedalam inserator untuk selanjutnya dibakar. Pembakaran sampah ini menggunakan teknologi circulating heat combustion boiler. Panas dari hasil pembakaran tersebut digunakan untuk mengubah air menjadi uap kering bertekanan tinggi yang digunakan untuk memutar turbin.
Kemudian ada teknologi konversi lainnya seperti:
- Gasifikasi plasma dimana proses ini dapat menghasilkan syngas kaya termasuk hidrogen dan karbon monoksida yang dapat digunakan untuk sel bahan bakar
- Pirolisis dimana proses ini dapat menghasilkan tar / bio oil yang mudah terbakar
- Depolimerisasi thermal dimana dapat menghasilkan minyak mentah sintetis.
- Serta Gas Landfill, dimana gas methane dihasilkan dengan cara menimbun sampah di tanah yang berlekuk, penimbunan ini dilakukan secara berulang sehingga terjadi proses dekomposisi pada sampah.