Cara menghitung energi listrik yang harus dibayar merupakan salah satu informasi yang banyak dicari masyarakat. Karena berkaitan dengan besaran tagihan biaya listrik yang harus dibayarkan setiap bulannya. Seperti yang diketahui, semua peralatan elektronik di rumah membutuhkan tenaga listrik untuk mengoperasikannya. Mulai dari lampu, kipas angin, AC, dispenser, mesin cuci, televisi, rice cooker, dan lain sebagainya.
Untuk mendapatkan aliran listrik tersebut maka diperlukan pasokan listrik dari PLN (Perusahaan Listrik Negara). Dalam hal ini ada perhitungan beban listrik dan biaya yang perlu diketahui sehingga memungkinkan masyarakat untuk mengetahui berapa beban biaya tagihan PLN yang harus dibayar.
Lantas, bagaimana sebenarnya cara perhitungan yang harus dilakukan untuk mengetahui berapa jumlah energi listrik yang harus dibayar setiap bulannya?
Untuk mengetahui jawabannya, langsung saja simak baik-baik penjelasan lengkapnya berikut ini.
Cara Menghitung Energi Listrik yang harus Dibayar setiap Bulan
Pada dasarnya PLN sudah memiliki sistem perhitungan otomatis untuk mengetahui biaya listrik yang digunakan pelanggan sesuai dengan pemakaian peralatan listrik serta golongan tarif listrik yang digunakan. Meski begitu tidak ada salahnya melakukan perhitungan sendiri secara manual.
Sebelum mulai menghitung energi listrik yang harus dibayar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Diantaranya adalah seperti berikut ini:
1. Kategori Golongan Tarif Listrik
Untuk menghitung energi listrik yang harus dibayar, maka yang pertama harus diketahui adalah golong tarif listrik yang digunakan. Karena di Indonesia sendiri terdapat beberapa golongan tarif listrik yang didasarkan pada besaran batas daya yang dialirkan.
PLN telah menetapkan beberapa golongan tarif listrik yang dibedakan berdasarkan jenis serta peruntukannya seperti berikut:
Golongan | Tarif Listrik |
Subsidi 450 VA | Rp 415/kWh |
Subsidi 900 VA | Rp 605/kWh |
Mampu 900 VA | Rp 1.352/kWh |
Mampu 1.300 VA | Rp 1.467,28/kWh |
Jenis golongan lainnya adalah 2.200 VA, 3.300 VA, hingga 4.400 VA dan 5.500 VA serta 6.600 VA ke atas. Adapun untuk tarif listrik yang diterapkan sama seperti pada golongan 1.300 VA, yaitu sebesar Rp 1.467,28/kWh.
Nah, dengan mengetahui kategori golongan serta tarif listrik yang diberlakukan maka akan lebih mudah untuk menghitung berapa energi listrik yang harus dibayar.
2. Mencatat Peralatan yang Membutuhkan Listrik
Setelah mengetahui jenis golongan yang digunakan, maka cara menghitung energi listrik yang harus dibayar selanjutnya adalah dengan mencatat semua peralatan yang menggunakan listrik. Sebagai contohnya adalah seperti berikut:
Jenis Peralatan | Daya Listrik |
10 buah lampu | Masing-masing 10 watt |
1 buah kulkas | 300 watt |
1 buah Mesin cuci | 250 watt |
1 buah Rice Cooker | 400 watt |
1 buah televisi | 80 watt |
1 buah pompa air | 200 watt |
3. Estimasi Penggunaan Listrik
Untuk memperkirakan penggunaan peralatan listrik dan menghitung energi listrik yang terpakai setiap harinya, maka diperlukan perhitungan berdasarkan daya listrik dari masing-masing peralatan tersebut. Di bawah ini adalah contoh sederhananya:
- Penggunaan lampu sebanyak 10 buah dengan daya masing-masing 10 watt rata-rata menyala selama 12 jam sehari. Sehingga jika diestimasi penggunaannya memakan daya listrik sebanyak 10x10x12=1.200 watt.
- Penggunaan kulkas yang berdaya listrik 300 watt biasanya menyala selama 24 jam sehingga estimasi total daya yang dibutuhkan adalah 300×24=7.200 watt.
- Penggunaan mesin cuci dengan daya 250 watt rata-rata hanya 1 jam per hari sehingga jika ditotal penggunaannya adalah 250 watt.
- Penggunaan rice cooker dengan daya listrik 400 watt rata-rata digunakan selama 1 jam per hari sehingga estimasi totalnya adalah 400 watt.
- Televisi dengan daya listrik 80 watt biasanya menyala selama 5 jam per hari, sehingga estimasi total penggunaannya sebesar 80×5=400 watt.
- Penggunaan pompa air dengan daya listrik 200 watt biasanya digunakan selama 2 jam sehari sehingga total penggunaannya adalah 200×2=400 watt.
Contoh di atas tentu bisa sangat berbeda antara satu rumah dengan yang lain. Karena besaran daya listrik dan penggunaannya bisa sangat bervariasi. Jika ada beberapa peralatan yang jarang digunakan, maka bisa melakukan penghitungan berdasarkan rata-ratanya terlebih dulu.
4. Cara Menghitung Biaya Pemakaian Listrik
Setelah melakukan pencatatan dan estimasi total penggunaan listrik sehari-hari, maka akan lebih mudah untuk menentukan besaran biaya tagihan listrik. Adapun cara menghitung energi listrik yang harus dibayar dalam sehari adalah seperti berikut:
Berdasarkan pada contoh yang telah dijelaskan di atas, maka total penggunaan daya listrik dalam 1 hari adalah: 1.200 watt + 250 watt + 400 watt + 400 watt + 400 watt = 2.650 watt.
Untuk menghitung biaya listrik yang harus dikeluarkan, maka langkah selanjutnya adalah mengubah satuan watt menjadi kWh atau kilowatt per hour. Caranya yaitu dengan membagi total penggunaan daya listrik dengan 1.000. Yaitu 2.650 : 1.000 = 2,65 kWh.
Angka yang dihasilkan tersebut selanjutnya bisa digunakan untuk memperkirakan besaran biaya listrik harian di rumah. Yaitu dengan cara mengalikan angka dengan tarif listrik sesuai golongan yang digunakan.
Jika tarif listrik yang digunakan Sahabat adalah Rp 1.352/kWh, maka bisa langsung mengalikan 2,65 kWh dengan Rp 1.365. Hasilnya adalah Rp 3.617,25 per hari. Jika ingin menghitung biaya pemakaian listrik dalam 1 bulan maka tinggal dikalikan dengan 30.
Yaitu Rp 3.617,25 x 30 = Rp 108.517,5. Dengan demikian maka total biaya yang harus dibayarkan setiap bulan untuk pemakaian listrik sehari-hari adalah sebesar Rp 108.517,5.
Rumus Energi Listrik
Selain menghitung energi serta biaya yang harus dibayarkan setiap bulan, memahami rumus dan perhitungan energi listrik juga penting. Silakan simak rumus dan contoh soalnya berikut ini.
W = V x I x t
Keterangan:
- W: energi listrik (Joule atau J)
- V: tegangan listrik (Volt atau V)
- I: arus listrik (Ampere atau A)
- t: waktu (sekon atau s)
Sebagai contoh
Sebuah setrika memiliki tegangan 12 volt serta arus listrik sebesar 2 ampere. Jika setrika tersebut digunakan selama 10 menit, berapakah energi listrik yang dibutuhkan?
Jawab:
W = V x I x t
W = 12 x 2 x (10 x 60)
W = 14.400 J
Jadi, energi listrik yang dibutuhkan untuk penggunaan setrika tersebut adalah 14.400 Joule.
Kemudian untuk menghitung daya listriknya, gunakan rumus yang diberikan di bawah ini.
P = W/t
Keterangan:
- P: daya listrik (Watt atau w)
- W: energi listrik (Joul atau J)
- t: waktu (sekon atau s)
Kesimpulan
Pada dasarnya cara menghitung energi listrik yang harus dibayar oleh masyarakat setiap bulannya bisa sangat bervariasi dan kemungkinan akan berbeda antara satu pelanggan dengan yang lain. Karena perhitungannya disesuaikan dengan pemakaian peralatan listrik sehari-hari.
Dalam hal ini besaran daya listrik pada setiap peralatan listrik akan berpengaruh pada kebutuhan daya listrik sehingga biaya yang harus dikeluarkan juga tergantung dari daya dan pemakaiannya. Selain itu, biaya listrik juga didasarkan pada golongan tarif listrik yang digunakan.
Untuk tarif yang paling murah, yaitu golongan subsidi 450 kWh tentunya akan berbeda dengan tarif listrik pada golongan 900 kWh, dan golongan lain di atasnya. Dengan demikian biaya listrik antara golongan subsidi dengan non subsidi tentunya berbeda.
Penutup
Melalui cara menghitung energi listrik yang harus dibayar di atas, maka Sahabat bisa dengan mudah memperkirakan besaran biaya yang harus dibayarkan. Dengan cara ini maka diharapkan penggunaan listrik di rumah bisa lebih bijak dan tentunya hemat energi.