Dalam rangka menjaga kehandalan operasi unit pembangkit perlu dilakukan assessment secara periodik tiap-tiap asetnya khususnya terminasi pada kabel 150 KV dan transformator. Kita tidak bisa mengabaikan begitu saja peranan penting kabel HV 150 KV yang bermuara ke saluran trasmisi tegangan tinggi ini, begitupun kondisi pada transformator dimana umur transformator berbanding lurus dengan kondisi isolasinya, maka dari itu penting untuk melakukan pengukuran partial discharge pada isolasi kabel 150 KV dan Transformator.
Pengukuran Partial Discharge pada isolasi kabel 150 KV
Salah satu cara mengamati kondisi pada kabel 150 KV yaitu dengan Pengukuran Partial Discharge pada isolasi kabel 150 kV. Fenomena tegangan tinggi / PD (ledakan kecil yang memancarkan sinyal RF,Radio Frekuennsi / elektromagnetik) pada isolasi kabel bagaimanapun tetap terjadi dengan intensitas yang berbeda pada tiap kabelnya. Hal ini perlu kita waspadai jika intensitas PD sudah terlalu berlebihan. Pengukuran PD pada isolasi kabel 150 KV ini menggunakan sensor CT Frekuensi tinggi / HFCT. Sensor CT Frekuensi tinggi / HFCT tersebut dijepitkan pada grounding terminasi kabel secara langsung, Sensor dipasang pada masing-masing fasa dan dihubungkan pada alat Analyser.
Sensor HVCT dihubungkan pada sisi grounding terminasi kabel
Sensor terhubung dengan alat pengukuran
Alat pengukuran
Proses intepretasi hasil pembacaan dapat dilakukan baik secara langsung pada alat analyzer maupun pada komputer dan ditampilkan secara bersamaan untuk ketiga fasa tersebut secara realtime dalam bentuk grafis guna keperluan analisa . Time relation (TR) dipergunakan untuk melihat apakah PD yang terdeteksi di setiap fasanya adalah sinyal cross talk antar fasa atau individual. Pattern analysis kemudian menentukan PD adalah bersumber dari isolasi internal atau eksternal.
Sinyal dalam bentuk grafis dan time raletian
Hasil Analisa pengukuran PD terminasi kabel 150 KV
Pengukuran Partial Discharge Pada Transformator
Pengukuran Partial Dsicharge (PD) secara on line (beroperasi) bertujuan untuk mengetahui kondisi isolasi peralatan dengan analisa untuk mengidentifikasi dan mengukur besarannya. Dengan pengukuran PD dapat diketahui gejala penurunan kemampuan dan kerusakan isolasi sebelum mengalami breakdown.
Pengukuran PD secara online pada transformator lebih menggambarkan keadaan sebenarnya dengan adanya stress tegangan, beban kerja peralatan, suhu dan pengaruh getaran mekanis misalnya getaran inti besi dan kemungkinan lainnya, misalnya corona permukaan, tingkat kekotoran debu, dan korosi.
Pengukuran PD pada transformator menggunakan sensor akustik dan elektrik secara bersamaan. Sensor acoustic Emission / AE menangkap sinyal yang merambat pada dinding logam, pada saat yang bersamaan komponen arus PD mengalir menuju bumi (earthing). Komponen arus ini disadap melalui High Frequency Current Transformer, HFCT dan dianalisa dengan mengamati kesamaan waktunya dengan sinyal akustik.
Proses monitoring PD pada transformator
Sensor acaustic yang dipasang pada dinding transformator
Sensor HFCT pada grounding transformator
Contoh gelombang elektris HFCT
Kategori menentukan interval waktu antar gelombang yang dipakai sebagai referensi:
OK : ≥ 5 ms
Monitor : 2 ms ≤ T int ≤ 5 ms
Attention : 2 ms
Interpretasi hasil pengukuran PD akustik dan elektris dapat diperkuat dengan dukungan hasil pengujian kandungan gas / DGA test pada transformator yang diukur. Indikasi kandungan gas tertentu menunjukkan adanya aktifitas partial discharge, arcing ataupun corona.
Contoh hasil pengukuran kondisi PD pada transformator
Jika didapat temuan kerusakan isolasi pada terminasi kabel 150 KV ataupun pada transformator, maka untuk mendapatkan Akurasi lebih pengukuran Partial Discharge pada Isolasi Kabel 150 KV dan Transformator perlu dilakukan pembanding menggunakan metode ataupun alat lainnya. Sebagai contoh hasil pengukuran PD pada transformator untuk mengetahui kondisi isolasinya jika terdapat temuan bisa dibandingkan dengan pengukuran tan delta.