Derating Pembangkit Listrik: Pengertian, Tujuan dan Klasifikasi

Suatu barang elektronik bisa mengalami kondisi di mana tak mampu lagi beroperasi pada kekuatan maksimum. Tak perlu khawatir, fenomena ini lumrah terjadi pada berbagai barang elektronik, seperti pembangkit listrik. Sebutan untuk hal ini adalah derating atau de-rating.

Ketika terjadi, itu berarti gejala awal bahwa benda elektronik tersebut mengalami gangguan. Sebagai seorang insinyur, Sahabat harus tahu hal ini agar instalasi listrik tidak mudah menghadapi masalah-masalah akibat tekanan tinggi.

Biasanya, insinyur menggunakan analisis tertentu dalam memilih komponen atau pembangunan sistem guna menekan risiko hal ini.

Bagi yang belum tahu, pastinya bingung apa arti de-rating? Bagaimana suatu instalasi listrik dinyatakan mengalami hal tersebut?

Jika ingin tahu lebih lanjut terkait derating, langsung simak pembahasan di bawah ini!

Pengertian Derating

Pengertian Derating

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, derating adalah gangguan pada unit pembangkit akibat ketidakmampuan unit tersebut untuk mengeluarkan daya (MW) dari DMN yang seharusnya. Ketika terjadi, pembangkit hanya dapat mencapai 98% DMN.

Waktu pengeluaran daya yang dibutuhkan pun menjadi 30 menit lebih lama. Setelah unit tidak lagi mengalami de-rating, maka pada saat itu juga kinerja pengeluaran dayanya setara dengan DMN, dan waktu yang dibutuhkan pun menjadi kembali normal.

De-rating diklasifikasikan menjadi beberapa kategori. Sebelum mengetahui jenis-jenisnya, perlu diketahui bahwa kondisi ini berfungsi untuk melindungi pembangkit dari tegangan dan potensi kegagalan akibat perubahan pada operasinya.

Dengan begitu, komponen yang rentan mengalami kegagalan akibat operasional ekstrem bisa diminimalisasi dengan baik.

Klasifikasi Derating Pada Unit Pembangkit

Klasifikasi Derating Pada Unit Pembangkit

Operasi ini dilakukan karena satu tujuan. Dalam pelaksanaannya, de-rating terbagi menjadi beberapa jenis yaitu:

1. Planned De-rating (PD)

Yang pertama adalah PD dan frekuensi perawatan dalam hal ini cukup rutin dari yang lain. Tes dilakukan rutin per bulan.

De-rating ini sudah dijadwalkan dan direncanakan dengan baik, termasuk jadwal operasionalnya. Nantinya perlu diajukan terlebih dulu ke pihak manajemen untuk melakukan hal ini.

Apabila disetujui, baru PD bisa dilakukan. Jika belum, itu tandanya durasinya bisa lebih panjang.

2. MD atau Maintenance Derating (D4)

Kategori berikutnya ditandai dengan kode D4. Untuk kategori ini, kondisi de-rating mengalami penundaan dari waktu yang sebelumnya disepakati oleh load dispatcher.

Akan tetapi, kondisi D4 mengharuskan pembangkit untuk menurunkan kapasitas pada minggu selanjutnya. Apabila load dispatcher belum menyetujui pengajuan, durasi D4 bisa lebih lama lagi.

3. MDE atau Maintenance De-rating Extension (DM)

Sesuai pada istilah kepanjangan dari MDE, kategori ini merupakan perpanjangan dari jadwal de-rating yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini bisa terjadi karena ada proses pemeliharaan yang tidak selesai tepat waktu, sehingga butuh waktu tambahan untuk menyelesaikannya.

Namun, bisa juga disebabkan karena ada perbaikan yang memerlukan material, namun material tersebut belum datang. Akibatnya, mau tidak mau harus dilakukan pemeliharaan.

Waktu perpanjangan yang dilakukan pun bervariasi, bisa berlangsung harian hingga mingguan. Khususnya jika pengajuan perpanjangan belum disampaikan oleh pihak manajemen pembangkit yang bersangkutan.

4. PDE atau Planned De-rating Extension (DP)

Untuk kategori ini, derating terjadi berdasarkan rencana yang telah dibuat. Pengajuan de-rating yang diberikan kepada load dispatcher telah mencantumkan estimasi waktu operasi dan kapan selesainya.

Akan tetapi, pengajuan dilakukan pada saat PD berlangsung. Semua komponen yang akan diperbaiki beserta prosedurnya telah direncanakan dengan baik sebelumnya.

5. DE atau Derating Extension

DE bisa terjadi apabila pekerjaan di awal membutuhkan waktu pengerjaan yang lebih lama dari waktu yang dijadwalkan sebelumnya. Akan tetapi, jika di lingkup pekerjaan mengalami masalah di luar dugaan, tidak akan ditetapkan DE.

Pada dasarnya, DE merupakan perpanjangan dari PD atau MD (D4). Jadi, baru dilakukan pada saat PD dan MD berakhir.

6. FD1 (D1) atau Unplanned (Forced) De-rating

Disebut dengan immediate karena alasan, pasalnya de-rating mengharuskan penurunan kapasitas dengan segera akibat suatu gangguan yang berpotensi membesar apabila tidak ditangani dengan cepat.

7. FD2 (D2) atau Unplanned (Forced) De-rating

Derating yang dinamakan dengan delayed ini membutuhkan penurunan kapasitas dalam kurun waktu enam jam, tidak sesegera mungkin layaknya kategori di atas.

8. FD3 (D3) atau Unplanned (Forced) De-rating

Kondisi de-rating ini disebut juga dengan postponed dan prosesnya ditunda hingga enam jam lebih.

Kesimpulan

Kesimpulan

Bisa diketahui bahwa de-rating merupakan sejenis perawatan atau pemeliharaan pada pembangkit, namun proses ini menyebabkan penurunan kapasitas dari yang seharusnya. Karena penurunan ini, durasinya pun menjadi lebih lama, sekitar 30 menit lebih.

Ketika hendak melakukan de-rating, harus menyampaikan pengajuan kepada load dispatcher. Proses pengajuan ini turut memengaruhi durasi de-rating. Jika butuh lama untuk mendapat persetujuan, maka akan lebih lama pula durasinya. Begitu juga dengan sebaliknya.

De-rating dilakukan pada saat pembangkit listrik membutuhkan perawatan atau perbaikan akibat kerusakan yang membutuhkan pengaturan load atau beban secara internal.

Penutup

Klasifikasi derating memudahkan identifikasi bagaimana prosedur pemeliharaan berlangsung dan berapa lama durasinya. Namun yang jelas, kondisi ini terjadi karena suatu hal guna memperpanjang masa pakai komponen pada pembangkit listrik.

Leave a Comment

Close
Maximize
Page:
...
/
0
Please Wait
...
Second
Code: