Bahan bakar kapal merupakan sumber energi yang berfungsi untuk menggerakkan mesin kapal sehingga dapat berjalan di tengah lautan. Pemilihan bahan bakar tersebut memiliki dampak yang sangat penting bagi biaya operasional dan lingkungan.
Bahan bakar dengan efisiensi pembakaran lebih baik dapat mengurangi konsumsi bahan bakar dan biaya operasional lebih murah. Di sisi lain, bahan bakar yang lebih bersih dapat mengurangi emisi polutan udara dan pengaruhnya terhadap perubahan iklim.
Organisasi Maritim Internasional (IMO) telah menetapkan regulasi ketat terkait emisi kapal laut, seperti batasan sulfur dalam bahan bakar. Bahan bakar tersebut harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh IMO untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan laut dan udara.
Penggunaan teknologi cerdas seperti pengoptimalan rute, penggunaan bahan bakar ganda (dual-fuel), dan pemanfaatan energi surya juga menjadi tren dalam mengelola konsumsi bahan bakar. Selain itu, hal tersebut juga harus didukung oleh pemilihan bahan bakar kapal yang tepat.
Pada awalnya, kapal menggunakan kayu dan karang sebagai bahan bakar. Kayu ini diambil dari hutan dan digunakan dalam bentuk potongan-potongan kecil yang dibakar di dalam perapian kapal. Namun, penggunaan kayu memiliki keterbatasan kandungan energi dan dan sulit untuk disimpan.
1. Pemakaian Batu Bara
Pada abad ke-19, kapal mulai beralih memakai batu bara sebagai bahan bakar. Batu bara mempunyai kandungan energi yang lebih tinggi daripada kayu dan lebih efisien. Ini memungkinkan kapal untuk melakukan perjalanan lebih jauh dan lebih cepat.
2. Mulai Memakai Minyak Bumi
Selama abad ke-20, berbagai jenis bahan bakar minyak dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan kapal yang beragam. Mulai dari Marine gas oil (MGO), heavy fuel oil (HFO), dan intermediate fuel oil (IFO) menjadi pilihan umum.
3. Perkembangan Bahan Bakar Minyak
Penggunaan HFO memang lebih murah, akan tetapi menimbulkan masalah lingkungan dan mendorong penelitian terus-menerus untuk mengurangi emisinya. Seiring meningkatnya kepedulian terhadap dampak lingkungan, industri perkapalan mulai menjelajahi bahan bakar alternatif.
LNG muncul sebagai alternatif yang menjanjikan karena emisinya yang lebih rendah. Penggunaan metanol, etanol, biodiesel, dan bahkan ammonia sebagai bahan bakar kapal juga mulai diuji.
4. Penggunaan Teknologi Baru
Teknologi terbaru seperti mesin dual-fuel yang dapat menggunakan baik bahan bakar minyak maupun LNG, serta pemanfaatan energi surya dan angin, semakin banyak digunakan dalam upaya meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan operasional kapal.
Jenis-jenis Bahan Bakar Kapal
Dalam penggunaannya, terdapat beberapa bahan bakar yang digunakan untuk menjalankan kapal. Tentunya bahan bakar tersebut mempunyai perbedaan yang signifikan sesuai penggunaannya.
1. Bahan Bakar Minyak atau Bunker Fuel
Jenis pertama ini adalah bahan bakar paling umum yang digunakan dalam kapal. Terbuat dari minyak bumi mentah atau hasil samping pengolahan minyak bumi, seperti diesel, marine gas oil (MGO), heavy fuel oil (HFO), dan intermediate fuel oil (IFO).
Bahan bakar ini memiliki kandungan energi tinggi dan cocok untuk mesin pembakaran internal kapal. Dengan begitu, kapal-kapal pada umumnya menggunakan bahan bakar minyak sebagai energi penggerak mesinnya.
Baca Juga: Seriusnya Indonesia Siapkan IKN Hanya Gunakan Energi Hijau
2. Liquid Natural Gas (LNG)
LNG merupakan bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan. Gas alam cair ini memiliki emisi gas rumah kaca dan polutan udara lebih rendah daripada bahan bakar minyak. LNG disimpan dalam wujud cairan pada suhu rendah dan diubah menjadi gas sebelum dibakar dalam mesin kapal.
Metanol dan etanol adalah alkohol yang dipakai untuk bahan bakar alternatif, dan dapat dihasilkan dari berbagai sumber, seperti biomassa dan gas alam. Meskipun lebih bersih dari segi emisi, penggunaannya masih terbatas karena tantangan penyimpanan dan pengangkutan.
4. Biodiesel
Biodiesel merupakan bahan bakar yang terbuat dari minyak nabati atau hewani yang diubah menjadi diesel melalui proses kimia. Pastinya ini lebih ramah lingkungan daripada bahan bakar fosil, tetapi penggunaannya tergantung pada kompatibilitas mesin kapal.
5. Amonia
Meskipun mempunyai bau yang cukup tengik, amonia dapat dijadikan sebagai bahan bakar potensial karena tidak menghasilkan emisi karbon saat terbakar. Akan tetapi, sering terjadi kendala teknis dalam penyimpanan dan penanganannya.
Fungsi Bahan Bakar Kapal
Fungsi bahan bakar bagi kapal pastinya sangat penting dalam menjalankan operasional kapal laut. Bahan bakar tidak hanya sebagai sumber tenaga untuk menggerakkan mesin, tetapi juga memainkan peran penting dalam efisiensi dan kinerja kapal.
1. Sumber Energi
Fungsi utama bahan bakar kapal adalah sumber tenaga untuk menggerakkan mesin kapal. Bahan bakar dibakar di dalam mesin, lalu menghasilkan energi panas yang kemudian diubah menjadi tenaga mekanis yang menggerakkan propulsi kapal, seperti baling-baling atau turbin.
2. Efisiensi Operasional
Jenis bahan bakar yang dipilih bisa mempengaruhi efisiensi operasional kapal. Bahan bakar yang mengandung energi tinggi dan pembakaran yang lebih efisien mampu meningkatkan kecepatan dan jarak tempuh kapal dengan biaya yang lebih rendah.
3. Kinerja Kapal
Pemilihan bahan bakar yang tepat akan berdampak pada kinerja kapal. Bahan bakar yang cocok untuk mesin kapal dapat memastikan operasional yang stabil, minim gangguan, dan performa yang optimal. Untuk itu, bahan bakar dapat mempengaruhi bagaimana kinerja kapal yang baik.
4. Biaya Operasional
Biaya bahan bakar termasuk salah satu komponen utama dalam biaya operasional kapal. Pemilihan bahan bakar yang tepat dapat membantu mengendalikan biaya operasional, karena bahan bakar dengan harga lebih rendah atau konsumsi yang lebih efisien akan mengurangi beban biaya.
5. Mengurangi Emisi Lingkungan
Jenis bahan bakar yang digunakan juga mempengaruhi emisi lingkungan. Bahan bakar fosil seperti heavy fuel oil (HFO) bisa menghasilkan emisi sulfur dioksida (SO2), dan partikulat yang berdampak negatif pada kualitas udara dan lingkungan laut.
Sebaliknya, bahan bakar alternatif seperti LNG memiliki emisi yang lebih rendah dan membantu mengurangi dampak lingkungan. Jadi pilihlah bahan bakar dengan emisi lingkungan rendah agar tidak mencemari udara sekitar.
6. Keberlanjutan Lingkungan
Dalam era peningkatan kesadaran terhadap keberlanjutan lingkungan, bahan bakar kapal berfungsi untuk mencerminkan komitmen perusahaan perkapalan terhadap perlindungan lingkungan.
Menggunakan bahan bakar alternatif atau teknologi yang lebih bersih membantu mengurangi jejak karbon dan mendukung tujuan keberlanjutan global.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, bahan bakar kapal berguna dan berperan sangat penting dalam menjalankan operasional kapal secara berkelanjutan, efektif dan efisien. Pemilihan bahan bakar yang tepat akan memberikan dampak positif pada kinerja kapal, biaya operasional, dan lingkungan.
Baca Juga: Conveyor Batubara: Pengertian, Jenis-jenis, & Bagiannya